Bab 11 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta
Novel berjudul Wajah Buruk Cinta adalah sebuah novel yang
bergenre romantic, banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini,
novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan
merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya, bahkan novel ini telah di angkat menjadi sebuah
film layar lebar.
Novel ini menggunakan 2 sudut pandang. Sudut pandang Tate di
masa kini, dan sudut pandang Miles di Enam tahun yang lalu. Meskipun kedua
sudut pandang berbeda, tapi setiap pesan yang terkandung dalam alur milik Miles
6 tahun yang lalu itu ternyata berpengaruh di masa sekarang.
Sobat NOVELOVE pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada
kali ini NOVELOVE akan memperkenalkan dan memberikan novel Wajah Buruk Cinta,
Kami yakin Sobat NOVELOVE pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak
bersama novel berikut ini.
Novel Romantis Wajah Buruk Cinta Bab 11
Bab 11 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta |
SEBELAS
TATE
“Aku ingin pipis.”
Corbin mengerang. “Lagi?”
“Aku sudah dua jam tidak pipis,” kataku membela diri.
Aku tidak benar-benar butuh ke kamar mandi, tapi aku perlu
keluar dari mobil ini. Setelah percakapanku dengan Miles kemarin malam, mobil
ini terasa berbeda dengan Miles di dalamnya. Rasanya dia menjadi lebih banyak;
seiring menit bergulir dan Miles tidak berbicara, aku bertanya-tanya apa yang
berkecamuk di pikirannya. Aku bertanya-tanya apakah dia menyesali percakapan
kami. Aku bertanya-tanya apakah Miles akan pura-pura percakapan kami tidak
pernah terjadi.
Aku berharap ayahku
akan pura-pura peristiwa kemarin malam tidak pernah terjadi. Sebelum kami
berangkat pagi ini, aku duduk di meja bersama Dad ketika Miles masuk.
“Tidurmu nyenyak, Miles?” tanya Dad ketika Miles duduk di
meja.
Aku mengira wajah Miles akan memerah karena malu, tapi dia
menjawab pertanyaan ayahku dengan gelengan. “Tidak terlalu nyenyak,” sahut
Miles. “Putramu mengigau dalam tidurnya.”
Ayahku mengangkat gelas dan mengacungkannya ke arah Miles.
“Senang mengetahui kau sekamar dengan Corbin kemarin malam.”
Untunglah Corbin belum ikut bergabung dan mendengar komentar
ayahku. Miles diam saja selama sisa waktu sarapan, dan satu-satunya kesempatan
aku melihatnya berbicara setelah itu adalah ketika Corbin dan aku sudah di
mobil. Miles berjalan mendatangi ayahku dan menjabat tangannya, mengatakan
sesu- atu yang hanya bisa didengar ayahku. Aku mencoba membaca ekspresi ayahku,
tapi ayahku berhasil mempertahankan wajah tanpa ekspresinya. Kemampuan ayahku
menyembunyikan isi pikirannya hampir sehebat Miles.
Aku sungguh ingin tahu apa yang dikatakan Miles pada ayahku
pagi ini sebelum kami berangkat, aku juga ingin tahu kira-kira selusin jawaban
lain atas pertanyaanku yang menyangkut Miles.
Ketika kami kecil, Corbin dan aku selalu sepakat tentang
satu hal, jika boleh memiliki satu kemampuan super, kami ingin bisa terbang.
Sekarang setelah aku mengenal Miles, aku berubah
pikiran. Jika boleh memiliki kemampuan super, aku ingin bisa
menyusup, aku akan menyusup ke benak Miles supaya bisa melihat semua
pikirannya.
Aku akan menyusup ke hatinya lalu membuat diriku menyebar
seperti virus, aku akan menyebut diriku Sang Penyusup. Yeah. Kedengarannya
keren.
“Sana pipis,” kata Corbin dengan kesal sambil memarkir
mobil.
Aku berharap aku menjadi anak SMA lagi supaya bisa memanggil
Corbin sapi. Sayang, orang dewasa tidak memanggil kakak laki-laki mereka dengan
sebutan sapi.
Aku turun dari mobil dan sedikit merasa bisa bernapas
kembali, hingga Miles membuka pintu di sisinya, lalu ikut turun dari mobil dan
menjejakkan kaki di dunia. Sekarang Miles kelihatan seperti membesar, sementara
paru-paruku mengecil. Kami bersama-sama berjalan masuk pom bensin, tapi tidak
saling berbi- cara.
Lucunya, cara ini berhasil. Kadang-kadang, tidak berbicara
justru mengungkapkan lebih banyak pesan melebihi semua kata yang ada di dunia.
Kadang-kadang, kebungkamanku mengatakan, Aku tidak tahu bagaimana cara
berbicara denganmu. Aku tidak tahu apa yang kaupikirkan. Bicaralah padaku.
Ceritakan padaku semua hal yang pernah kaukatakan. Semua kata yang pernah kau
ucapkan. Mulai dari kata paling pertama yang kau ucapkan.
Aku bertanya-tanya apa yang ingin dikatakan Miles dengan kebungkamannya……….(Bersambung)
Penutup
Bagaimana? apakah sobat NOVELOVE tertarik dengan kelanjutan ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab selanjut nya yaitu Bab 11.1 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta
Posting Komentar untuk "Bab 11 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta "