Bab 11.1 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta
Novel berjudul Wajah Buruk Cinta adalah sebuah novel yang
bergenre romantic, banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini,
novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan
merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya, bahkan novel ini telah di angkat menjadi sebuah
film layar lebar.
Novel ini menggunakan 2 sudut pandang. Sudut pandang Tate di
masa kini, dan sudut pandang Miles di Enam tahun yang lalu. Meskipun kedua
sudut pandang berbeda, tapi setiap pesan yang terkandung dalam alur milik Miles
6 tahun yang lalu itu ternyata berpengaruh di masa sekarang.
Sobat NOVELOVE pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada
kali ini NOVELOVE akan memperkenalkan dan memberikan novel Wajah Buruk Cinta,
Kami yakin Sobat NOVELOVE pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak
bersama novel berikut ini.
Novel Romantis Wajah Buruk Cinta Bab 11.1
Bab 11.1 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta |
Lucunya, cara ini berhasil. Kadang-kadang, tidak berbicara
justru mengungkapkan lebih banyak pesan melebihi semua kata yang ada di dunia.
Kadang-kadang, kebungkamanku mengatakan, Aku tidak tahu bagaimana cara
berbicara denganmu. Aku tidak tahu apa yang kaupikirkan. Bicaralah padaku.
Ceritakan padaku semua hal yang pernah kaukatakan. Semua kata yang pernah kau
ucapkan. Mulai dari kata paling pertama yang kau ucapkan, aku bertanya-tanya
apa yang ingin dikatakan Miles dengan kebungkamannya.
Setelah kami tiba di bagian dalam pom bensin, Miles lebih
dulu melihat tanda letak kamar mandi, jadi dia mengangguk dan maju ke depanku.
Dia berjalan di depan. Aku membiarkannya. Karena Miles zat padat dan aku zat
cair, dan saat ini, aku hanya buih di belakangnya.
Setelah kami tiba di area kamar mandi, Miles masuk ke kamar
mandi laki-laki tanpa menghentikan langkah. Dia tidak menoleh untuk menatapku.
Tidak juga menunggu aku masuk dulu ke kamar mandi perempuan. Aku mendorong
pintu, meskipun tidak butuh menggunakan kamar mandi. Aku hanya ingin bernapas
kembali, tapi Miles tidak membiarkanku bernapas. Dia menerobos ruang gerakku.
Menurutku, Miles tidak bermaksud melakukan itu. Dia begitu saja menerobos ke
pikiranku, perutku, paru-paruku, dan duniaku.
Itu kekuatan super yang dimiliki Miles. Menerobos.
Sang Penerobos dan Sang Penyusup. Kedua kata itu memiliki
arti yang kurang-lebih sama, jadi kurasa kami membentuk regu yang payah.
Aku mencuci tangan dan menghabiskan waktu yang cukup lama
untuk memberi kesan aku memang butuh Corbin berhenti di tempat ini. Aku membuka
pintu kamar mandi, dan Miles lagi-lagi menerobos. Dia menghalangi jalanku
dengan berdiri di depan pintu yang akan kugunakan untuk keluar.
Miles tidak bergerak, meskipun dia tetap menerobosku. Aku
sendiri tidak ingin dia bergerak, jadi aku tidak menyuruhnya bergeser dari
sana.
“Kau ingin minum sesuatu?” tanya Miles.
Aku menggeleng. “Aku membawa air di mobil.”
“Kau lapar?”
Aku menjawab tidak. Miles kelihatan sedikit kecewa karena
aku tidak menginginkan apa pun. Mungkin Miles belum ingin kembali ke mobil.
“Tapi sepertinya aku ingin permen,” kataku.
Senyum Miles yang langka dan mahal itu terkuak perlahan-
lahan.
“Kalau begitu, aku akan membelikanmu permen.”
Miles berbalik dan berjalan ke lorong rak bagian permen. Aku
berhenti di sebelahnya dan melihat-lihat pilihan apa saja yang tersedia
untukku. Kami menatap deretan permen terlalu lama. Aku tidak benar-benar
menginginkan permen, tapi kami tetap menatap permen-permen itu dan pura-pura
kami menginginkannya.
“Ini aneh,” bisikku.
“Apa yang aneh?” tanya Miles.
“Memilih permen atau
pura- pura kita tidak ingin pindah ke jok belakang mobil saat ini juga?”
Wow. Rasanya aku benar-benar berhasil menyusup ke pikiran
Miles. Hanya itu kata-kata yang ingin diucapkan Miles. Kata-kata yang membuatku
merasa senang.
“Keduanya,” kataku tanpa ragu. Aku berbalik menghadap Miles.
“Kau merokok?”
Miles lagi-lagi menyuguhiku tatapan itu. Tatapan yang
mengatakan aku aneh, tapi Aku tidak peduli.
“Tidak,” sahutnya dengan santai.
“Ingat permen rokok yang dijual ketika kita kecil?”
“Yeah,” sahut Miles. “Agak mengerikan, jika dipikir lagi.”
Aku mengangguk.
“Corbin dan aku dulu selalu makan permen itu. Demi apa pun,
takkan kubiarkan anak-anakku membeli permen seperti itu.”
“Aku ragu permen itu masih diproduksi,” kata Miles. Kami
kembali menghadap barisan permen.
“Kau sendiri?” tanya Miles.
“Aku kenapa?”
“Kau merokok?”
Aku menggeleng. “Tidak.”
“Bagus,” sahut Miles.
Kami memandangi
permen agak lama. Miles membalik tubuh menghadapku dan aku sekilas menaikkan
tatapan padanya.
“Sebenarnya kau ingin permen atau tidak, Tate?”
“Tidak.”
Miles tertawa. “Kalau begitu, kurasa sebaiknya kita kembali
ke mobil.”
Aku setuju usul Miles, tapi tidak seorang pun dari kami
bergerak.
Tangan Miles turun mencari tanganku dan menyentuhnya begitu
lembut seolah takut dirinya terbuat dari lahar sementara aku tidak. Dia
memegang dua jemariku, sama sekali tidak bisa dikatakan memegang tanganku,
kemudian menariknya lembut.
“Sebentar,” kataku, sambil balas menarik tangan Miles. Dia
menatapku sekilas dari atas bahu, lalu berbalik hingga sepenuhnya menghadapku.
“Apa yang kaukatakan pada ayahku tadi pagi sebelum kita berangkat?”
Miles mempererat pegangan di jemariku, ekspresi keras yang……….(Bersambung)
Penutup
Bagaimana? apakah sobat NOVELOVE tertarik dengan kelanjutan ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab selanjut nya yaitu Bab 11.2 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta
Posting Komentar untuk "Bab 11.1 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta "