Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 11.2 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta

Novel berjudul Wajah Buruk Cinta adalah sebuah novel yang bergenre romantic, banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya, bahkan novel ini telah di angkat menjadi sebuah film layar lebar.

Novel ini menggunakan 2 sudut pandang. Sudut pandang Tate di masa kini, dan sudut pandang Miles di Enam tahun yang lalu. Meskipun kedua sudut pandang berbeda, tapi setiap pesan yang terkandung dalam alur milik Miles 6 tahun yang lalu itu ternyata berpengaruh di masa sekarang.

Sobat NOVELOVE pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini NOVELOVE akan memperkenalkan dan memberikan novel Wajah Buruk Cinta, Kami yakin Sobat NOVELOVE pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini.

Novel Romantis Wajah Buruk Cinta Bab 11.2

Bab 11.2 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta 

“Sebentar,” kataku, sambil balas menarik tangan Miles. Dia menatapku sekilas dari atas bahu, lalu berbalik hingga sepenuhnya menghadapku. “Apa yang kaukatakan pada ayahku tadi pagi sebelum kita berangkat?”

Miles mempererat pegangan di jemariku, ekspresi keras yang dia latih sempurna tidak berubah sedikit pun.

“Aku meminta maaf pada ayahmu.”

Lalu Miles kembali membalik tubuh ke pintu, dan kali ini aku mengikutinya. Miles tidak melepaskan tanganku hingga kami mendekati pintu keluar. Ketika akhirnya Miles melepaskan tanganku, aku kembali menguap.

Aku mengikuti Miles ke mobil sambil berharap aku tidak sungguh-sungguh percaya bahwa aku memiliki kemampuan menyusup ke pikiran Miles. Aku mengingatkan diri bahwa Miles terbuat dari tameng berlapis baja. Tak dapat ditembus.

Aku tidak tahu apakah aku sanggup menjalani ini, Miles. Aku tidak tahu apakah aku bisa mematuhi aturan nomor dua, karena tiba-tiba saja aku lebih ingin mendarat di masa depanmu daripada mendarat di jok belakang mobil bersamamu.

“Antreannya panjang,” Miles memberitahu Corbin setelah kami berdua masuk mobil.

Corbin menyalakan mesin dan mengubah saluran radio. Dia tidak peduli berapa panjang antrean di dalam. Dia tidak menaruh curiga; jika ya, dia pasti mengatakan sesuatu. Lagi pula, belum ada yang perlu dicurigai.

Kami sudah meluncur lima belas menit penuh ketika aku menyadari aku tidak lagi memikirkan Miles. Selama lima belas menit terakhir, semua pikiranku menjadi kenangan.

“Ingat bagaimana ketika kecil kita berharap memiliki kemampuan super bisa terbang?”

“Yeah, aku ingat,” kata Corbin.

“Sekarang kau memiliki kemampuan super. Kau bisa terbang.”

Corbin tersenyum padaku di spion tengah. “Yeah,” sahutnya. “Kurasa itu menjadikan aku pahlawan super.”

Aku bersandar di jok belakang dan menatap ke luar jendela, merasa sedikit iri pada Corbin dan Miles. Iri pada hal-hal yang mereka lihat. Tempat-tempat yang mereka jelajahi.

“Seperti apa rasanya menyaksikan matahari terbit dari angkasa?”

Corbin mengedikkan bahu. “Aku tidak benar-benar memperhatikan,” sahutnya. “Ketika berada di angkasa, aku terlalu sibuk bekerja.”

Jawaban itu membuatku sedih. Jangan terlalu menganggap itu sepele, Corbin.

“Aku memperhatikan,” kata Miles. Dia juga mengarahkan tatapan ke luar jendela, dan suaranya begitu lirih hingga aku hampir tidak mendengar. “Setiap kali menjelajah angkasa, aku memperhatikannya.”

Tetapi, Miles tidak menjelaskan seperti apa rasanya. Suaranya jauh, seolah dia ingin menyimpan perasaan itu untuk diri sendiri. Aku membiarkannya.

“Kalian membengkokkan hukum alam ketika berada di angkasa,” kataku. “Itu mengesankan. Melawan gravitasi. Menyaksikan matahari terbit dan matahari terbenam dari tempat yang sebenarnya tidak diperkenankan alam semesta. Kalau dipikir-pikir, kalian pahlawan super yang sesungguhnya.”

Corbin menatapku sekilas dari spion tengah dan tertawa. Jangan terlalu menganggap itu sepele, Corbin. Miles tidak tertawa. Dia masih menatap ke luar jendela.

“Kau menyelamatkan nyawa manusia,” kata Miles padaku. “Itu jauh lebih mengesankan.”

Jantungku menyerap kata-kata itu dengan reaksi kuat.

Aturan nomor dua tidak kelihatan bagus dari jok belakang ini.……….(Bersambung)

Penutup

Bagaimana? apakah sobat NOVELOVE tertarik dengan kelanjutan ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab selanjut nya yaitu Bab 12 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta

Posting Komentar untuk "Bab 11.2 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta "