Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 26.1 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta

Novel berjudul Wajah Buruk Cinta adalah sebuah novel yang bergenre romantic, banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya, bahkan novel ini telah di angkat menjadi sebuah film layar lebar.

Novel ini menggunakan 2 sudut pandang. Sudut pandang Tate di masa kini, dan sudut pandang Miles di Enam tahun yang lalu. Meskipun kedua sudut pandang berbeda, tapi setiap pesan yang terkandung dalam alur milik Miles 6 tahun yang lalu itu ternyata berpengaruh di masa sekarang.

Sobat NOVELOVE pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini NOVELOVE akan memperkenalkan dan memberikan novel Wajah Buruk Cinta, Kami yakin Sobat NOVELOVE pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini.

Novel Romantis Wajah Buruk Cinta Bab 26.1

Bab 26.1 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta 

Mungkin Rachel menginginkan ibunya. “Apa kau ingin aku menelepon mereka?”

Rachel menggeleng. “Jangan dulu,” katanya. “Nanti saja.” Rachel ingin hanya ada kami berdua. Aku suka ini. Aku juga ingin yang ada hanya kami berdua.

Seorang perawat membantu Rachel turun mobil. Mereka membawa kami ke kamar rumah sakit. Aku mengambilkan apa pun yang diinginkan Rachel.

“Kau ingin es?”

Kuambilkan.

“Kau ingin kain dingin?”

Kuambilkan.

“Kau ingin aku mematikan TV?”

Kumatikan.

“Kau ingin tambahan selimut, Rachel? Sepertinya kau kedinginan.”

Aku tidak mengambilkan selimut. Rachel tidak kedinginan. “Kau ingin es lagi?”

Rachel tidak ingin es lagi. Dia ingin aku tutup mulut.

Jadi, aku tutup mulut. “Kemarikan tanganmu, Miles.” Aku mengulurkan tangan.

Aku ingin menarik kembali tanganku. Karena Rachel menyakiti tanganku Tetapi, kubiarkan dia tetap memegang tanganku.

Rachel diam. Dia tidak mengeluarkan suara sedikit pun. Dia hanya bernapas. Dia sungguh luar biasa, aku menangis. Aku tidak tahu apa sebabnya, Aku amat sangat mencintaimu, Rachel.

Dokter memberitahuku perjuangan Rachel hampir selesai. Aku mengecup dahi Rachel.

Selesai sudah.

Aku menjadi ayah. Rachel menjadi ibu.

“Laki-laki,” dokter mengumumkan.

Rachel menggendong bayi itu. Rachel menggendong jantung hatiku.

Bayi itu berhenti menangis. Dia mencoba membuka mata.

Rachel menangis. Rachel tertawa.

Rachel berterima kasih padaku.

Rachel berterima kasih padaku. Seolah bukan dia yang menciptakan bayi ini.

Rachel sinting.

“Aku sangat mencintainya, Miles,” kata Rachel. Dia masih menangis. “Aku amat sangat mencintainya.”

“Aku juga mencintainya,” balasku. Aku menyentuh bayi itu. Aku ingin menggendong bayi itu, tapi Rachel lebih ingin menggendongnya. Rachel kelihatan cantik menggendong bayi itu.

Rachel mendongak padaku. “Maukah kau memberitahuku sekarang siapa nama bayi ini?”

Aku berharap bayi kami laki-laki supaya aku bisa mengalami momen ini, aku berharap bisa memberitahu Rachel nama putranya, karena aku tahu dia akan menyukai nama pemberianku.

Aku berharap Rachel mengingat momen ketika Rachel menjadi segalanya bagiku.

Miles akan mengantarmu ke kelas Mr. Clayton, Rachel. “Namanya Clayton.”

“Sempurna,” sambut Rachel, kata-katanya bercampur tangis. Rachel menangis keras sekali. Dia ingin aku menggendong Clayton.

Aku duduk di ranjang di sebelah Rachel dan menggendong Clayton, aku menggendongnya.

Aku menggendong putraku.

Rachel merebahkan kepala di tanganku, kami memandangi Clayton bersama-sama.

Kami menatap bayi kami lama sekali. Aku berkata pada Rachel bayi kami mewarisi rambut merahnya. Rachel berkata Clayton mewarisi bibirku. Aku berkata pada Rachel, aku berharap Clayton mewarisi kepribadiannya. Rachel tidak setuju dan berkata dia justru berharap Clayton memiliki kepribadian sepertiku.

“Dia membuat hidup terasa jauh lebih baik,” kata Rachel.

“Pastinya.”

“Kita sungguh beruntung, Miles.”

“Pastinya.”

Rachel meremas tanganku. “Kita bisa mengatasi ini,” bisik Rachel.

“Kita sangat bisa mengatasi ini,” balasku.

Clayton menguap, dan itu membuat kami tertawa. Sejak kapan kuapan menjadi hal menakjubkan?

Aku menyentuh jemari bayiku, Kami sangat mencintaimu, Clayton……..(Bersambung)

Penutup

Bagaimana? apakah sobat NOVELOVE tertarik dengan kelanjutan ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab selanjut nya yaitu Bab 27 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta

Posting Komentar untuk "Bab 26.1 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta "