Bab 12.1 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta
Novel berjudul Wajah Buruk Cinta adalah sebuah novel yang bergenre romantic, banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas .
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya, bahkan novel ini telah di angkat menjadi sebuah
film layar lebar.
Novel ini menggunakan 2 sudut pandang. Sudut pandang Tate di
masa kini, dan sudut pandang Miles di Enam tahun yang lalu. Meskipun kedua
sudut pandang berbeda, tapi setiap pesan yang terkandung dalam alur milik Miles
6 tahun yang lalu itu ternyata berpengaruh di masa sekarang.
Sobat NOVELOVE pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini NOVELOVE akan memperkenalkan dan memberikan novel Wajah Buruk Cinta, Kami yakin Sobat NOVELOVE pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini.
Novel Romantis Wajah Buruk Cinta Bab 12.1
Bab 12.1 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta |
Aku pura-pura Rachel milikku, aku membuntuti dia ke mana-mana ketika dia memasak, menempel padanya. Menyentuhnya. Mengecup lehernya. Menariknya dari pekerjaan yang harus dia selesaikan supaya aku bisa merasakan tubuhnya di tubuhku. Rachel menyukai itu, tapi pura-pura tidak suka. Setelah kami selesai makan, dia duduk bersamaku di sofa. Kami memutar film, tapi film itu tidak ditonton. Kami tidak bisa berhenti berciuman. Kami begitu sering berciuman hingga bibir kami perih. Tangan kami pegal. Perut kami melilit, karena tubuh kami begitu ingin melanggar aturan nomor dua.
Ini akan menjadi akhir pekan yang panjang.
Aku memutuskan aku perlu mandi, karena jika tidak, aku pasti
memohon supaya kami membuat perubahan tentang aturan nomor dua.
Aku mandi di kamar mandi Rachel. Aku menyukai kamar mandi
ini. Aku menyukainya lebih daripada rasa sukaku ketika kamar mandi ini masih
hanya milikku. Aku suka melihat barang-barang Rachel di kamar mandiku. Aku suka
melihat alat cukurnya dan membayangkan seperti apa Rachel ketika memakai alat
cukurnya.
Aku suka melihat botol-botol samponya dan memikirkan Rachel
menengadah ke belakang di bawah guyuran air ketika membilas rambut.
Aku suka kamar mandiku menjadi kamar mandi Rachel juga.
“Miles?” panggil Rachel. Dia mengetuk, tapi tahu-tahu sudah di dalam kamar
mandi. Air panas mengguyur kulitku, tapi suara Rachel membuat kulitku semakin
panas. Aku menyibak tirai pancuran. Mungkin aku sengaja menyibak terlalu lebar
karena aku ingin Rachel merasakan keinginan melanggar aturan nomor dua. Rachel
menghela napas lembut, tapi tatapannya turun ke tempat yang kuinginkan.
“Rachel,” balasku, lalu tersenyum lebar ketika melihat
ekspresi malu di wajahnya.
Rachel menatap mataku. Dia ingin mandi bersamaku, Dia hanya
terlalu malu untuk meminta.
“Masuklah,” panggilku.
Suaraku kasar, seperti orang yang sejak tadi
berteriak-teriak. Suaraku biasa saja lima detik yang lalu. Aku menutup tirai
pancuran untuk menyembunyikan reaksi yang terjadi padaku karena kedatangan
Rachel, sekaligus memberinya privasi ketika menanggalkan pakaian. Aku belum
pernah melihat Rachel tanpa pakaian. Aku hanya pernah merasakan apa yang
tersembunyi di balik pakaiannya.
Aku tiba-tiba gugup.
Rachel mematikan lampu.
“Apakah tidak apa-apa?” tanya Rachel dengan suara kaku. Aku
menjawab tidak apa-apa, meskipun aku berharap dia lebih percaya diri. Aku ingin
membuat Rachel lebih percaya diri. Rachel menyibak tirai pancuran, aku melihat
dia memasukkan satu kaki dulu. Aku menelan ludah ketika bagian tubuhnya yang
lain menyusul. Untung masih ada cukup cahaya dari lampu tidur sehingga
menerangi tubuhnya dengan sinar lemah.
Aku bisa melihat Rachel cukup jelas.
Aku bisa melihat Rachel dengan sempurna.
Tatapan kami kembali saling mengunci. Rachel melangkah
semakin mendekatiku. Aku penasaran apakah sebelum ini dia pernah mandi berdua
dengan orang lain, tapi aku tak bertanya.
Kali ini aku yang maju selangkah ke arahnya, karena dia
kelihatan takut. Aku tidak ingin Rachel takut. Padahal, aku sendiri takut.
Aku memegang bahu Rachel dan memandunya supaya berdiri di
bawah pancuran air. Aku tidak menempelkan tubuhku ke tubuhnya, meskipun aku
ingin. Aku mempertahankan jarak di antara kami, aku terpaksa.
Satu-satunya yang menempel adalah bibir kami. Aku mencium
Rachel dengan lembut, hampir seperti tidak menyentuh bibirnya, tapi ciuman ini
sungguh menyakitkan. Jauh lebih menyakitkan daripada ciuman kami sebelum ini.
Ciuman ketika bibir kami saling melumat, gigi kami bergesekan, ciuman yang
begitu tergesa-gesa sehingga berantakan. Ciuman yang berakhir dengan aku
menggigit bibir Rachel atau Rachel menggigit bibirku.
Tidak satu pun dari semua ciuman itu terasa semenyakitkan
ciuman kali ini, dan aku tidak tahu kenapa ciuman ini sangat menyakitkan.
Aku harus melepaskan ciumannya. Aku meminta Rachel memberiku
waktu sebentar. Dia mengangguk, lalu menempelkan pipi di dadaku. Aku bersandar
dan menarik Rachel bersamaku sambil tetap memejamkan mata rapat. Sekali lagi
kata-kata seperti ingin meruntuhkan tembok penghalang yang kubangun untuk
mengurung kata-kata itu. Setiap kali aku bersama Rachel, kata-kata itu berusaha
mendobrak keluar,
tapi aku terus berusaha menguatkan tembok yang mengurung
kata-kataku. Rachel tidak perlu mendengar kata-kata itu……..(Bersambung)
Penutup
Bagaimana? apakah sobat NOVELOVE tertarik dengan kelanjutan ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab selanjut nya yaitu Bab 12.2 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta
Posting Komentar untuk "Bab 12.1 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta "