Bab 13 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta
Novel berjudul Wajah Buruk Cinta adalah sebuah novel yang bergenre romantic, banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas .
Novel ini dapat membuat guncangan
emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat
pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya, bahkan novel ini telah di
angkat menjadi sebuah film layar lebar.
Novel ini menggunakan 2 sudut
pandang. Sudut pandang Tate di masa kini, dan sudut pandang Miles di Enam tahun
yang lalu. Meskipun kedua sudut pandang berbeda, tapi setiap pesan yang
terkandung dalam alur milik Miles 6 tahun yang lalu itu ternyata berpengaruh di
masa sekarang.
Sobat NOVELOVE pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini NOVELOVE akan memperkenalkan dan memberikan novel Wajah Buruk Cinta, Kami yakin Sobat NOVELOVE pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini.
Novel Romantis Wajah Buruk Cinta Bab 13
Bab 13 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta |
TIGA BELAS
TATE
“Terima kasih sudah memaksaku ikut,” kata Miles pada Corbin.
“Selain tanganku terluka dan aku jadi tahu bahwa kau mengira aku gay, aku
menikmati waktu yang menyenangkan.”
Corbin tertawa dan berbalik untuk membuka kunci apartemen
kami. “Bukan seratus persen salahku kalau aku mengira kau gay. Kau tidak pernah
bicara soal perempuan, dan kau menghilangkan 5eks dari jadwalmu selama enam
tahun tanpa jeda.”
Corbin membuka pintu dan masuk, langsung berjalan ke kamarnya.
Aku masih berdiri di pintu, menghadap Miles.
Miles menatapku lurus. Menerobos diriku. “Sekarang sudah
tercantum di agenda,” katanya sambil tersenyum.
Sekarang aku menjadi agenda. Aku tak ingin menjadi agenda.
Aku ingin menjadi rencana. Menjadi peta. Aku ingin tercantum di peta masa depan
Miles.
Tetapi, itu berarti melanggar aturan nomor dua.
Miles masuk ke apartemennya dengan langkah mundur setelah
membuka pintu, lalu mengangguk ke kamar tidurnya.
“Setelah Corbin tidur?” bisik Miles.
Baiklah, Miles. Kau bisa berhenti memohon. Aku bersedia menjadi
agendamu.
Aku mengangguk sebelum menutup pintu.
Aku mandi, bercukur, menyikat gigi, bernyanyi, dan merias
wajah ala kadarnya supaya tidak memberi kesan aku merias wa- jah. Aku mengatur
rambut dengan tatanan yang tidak membuatku terkesan menata rambut. Aku
mengenakan kembali pakaianku yang kemarin supaya tak kelihatan bahwa aku
berganti pakaian, tapi tentu saja aku berganti dalaman, karena yang sebelumnya
tidak serasi dengan pakaian kemarin, sedangkan yang sekarang serasi. Setelah
itu aku ketakutan setengah mati karena Miles akan melihat bra dan celana
dalamku malam ini, Dan mungkin menyentuhnya. Jika itu bagian dari agenda Miles,
kemungkinan dia juga menjadi orang yang melucutinya.
Ponselku menerima SMS. Bunyi notifikasinya membuatku
terkejut, karena menerima SMS tidak tercantum di agenda pada pukul 23.00. SMS
itu dari nomor tidak dikenal. Bunyinya hanya:
Miles: Apa dia sudah masuk kamar?
Aku: Bagaimana kau bisa mendapatkan nomorku?
Miles: Aku mencurinya dari ponsel Corbin saat kita di mobil.
Di kepalaku ada suara aneh yang bernyanyi, “Na-na-na-na
boo-boo. Dia mencuri nomor ponselku.”
Aku sungguh kekanak-kanakan.
Aku: Belum, masih nonton TV.
Miles: Bagus. Aku ada urusan. Aku kembali dua puluh menit
lagi. Kubiarkan pintu apartemen tidak terkunci, siapa tahu dia tidur sebelum
aku pulang.
Siapa yang masih punya urusan pukul 23.00?
Aku: Sampai nanti.
Aku menatap SMS terakhirku untuk Miles dan meringis. SMS-ku
terdengar terlalu santai. Aku ingin memberi Miles kesan bahwa aku sering
melakukan hal seperti ini. Miles mungkin berpikir hari-hariku berjalan
kira-kira seperti ini:
Laki-laki: Tate, kau ingin berhubungan 5eks tidak?
Aku: Tentu. Kuselesaikan dulu urusanku dengan dua cowok ini,
setelah itu aku ke sana. Omong-omong, aku tidak punya aturan tertentu, jadi
jangan sungkan.
Laki-laki: Keren.
Lima belas menit berlalu, TV akhirnya dimatikan. Begitu
pintu kamar Corbin tertutup, pintu kamarku terbuka. Aku melintasi ruangan tamu,
menyelinap keluar pintu depan, dan bertubrukan dengan Miles yang berdiri di
lorong.
“Waktunya pas,” kata Miles.
Miles memegang kantong belanja. Dia memindahkan kantong ke
tangan lain supaya isinya tidak ketahuan olehku.
“Kau duluan, Tate,” kata Miles sambil mendorong pintu.
Tidak, Miles. Aku hanya mengekor. Seperti itulah kita. Kau
zat padat, aku zat cair. Kau bagian dari air, aku jejak yang kautinggalkan.
“Kau haus?” Miles berjalan ke dapur,
tapi aku tak yakin
apakah aku bisa mengikuti dia kali ini. Aku tidak tahu bagaimana cara melakukan
ini, dan aku takut Miles tahu sebelum ini aku tidak pernah berhadapan dengan
aturan nomor satu ataupun nomor dua. Jika masa lalu dan masa depan terlarang
untukku, yang tinggal hanya masa kini, padahal aku tidak tahu apa yang harus
kulakukan pada masa kini.
Aku berjalan ke dapur pada masa kini. “Kau punya apa?”
tanyaku.
Kantong belanja Miles kini ada di konter. Miles melihatku
memperhatikan kantong, dan dia mendorongnya ke samping supaya bergeser dari
pandanganku.
“Katakan kau ingin apa, biar kuperiksa apakah aku punya,”
sahut Miles.
“Jus jeruk.”
Miles tersenyum lebar, lalu
mengulurkan tangan ke kantong………..(Bersambung)
Penutup
Bagaimana? apakah sobat NOVELOVE tertarik dengan kelanjutan ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab selanjut nya yaitu Bab 13.1 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta
Posting Komentar untuk "Bab 13 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta"