Bab 13.2 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta
Novel berjudul Wajah Buruk Cinta adalah sebuah novel yang bergenre romantic, banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas .
Novel ini dapat membuat guncangan
emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat
pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya, bahkan novel ini telah di
angkat menjadi sebuah film layar lebar.
Novel ini menggunakan 2 sudut
pandang. Sudut pandang Tate di masa kini, dan sudut pandang Miles di Enam tahun
yang lalu. Meskipun kedua sudut pandang berbeda, tapi setiap pesan yang
terkandung dalam alur milik Miles 6 tahun yang lalu itu ternyata berpengaruh di
masa sekarang.
Sobat NOVELOVE pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini NOVELOVE akan memperkenalkan dan memberikan novel Wajah Buruk Cinta, Kami yakin Sobat NOVELOVE pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini.
Novel Romantis Wajah Buruk Cinta Bab 13.2
Aku menghitung jumlah kata di kalimat itu, lalu mengaduk-aduk kepalaku mencari tempat untuk menyimpan delapan kata itu selamanya. Aku ingin menyembunyikan kata-kata itu di laci pikiranku dan memberinya label Hal-hal untuk dikeluarkan dan dibaca ketika aturan bodoh nomor dua yang dibuat Miles menjadi masa kini yang menyedihkan dan membuat kesepian.
Miles ada di dalam mulutku. Dia
lagi-lagi menerobosku. Aku menutup laci pikiranku, lalu keluar dan kembali
menemui Miles.
Terobos aku, terobos aku, terobos
aku.
Mulutku pasti terasa seperti jus
jeruk, karena Miles seperti orang yang menikmati jus jeruk. Aku juga harus
menikmati mencecap Miles, karena itu aku menarik Miles merapat padaku,
menciumnya, berusaha keras menyusupi Miles dengan Tate dan hanya dengan Tate.
Miles menjauhkan wajah untuk
menghela napas dan bicara. “Aku lupa betapa menyenangkan rasanya.”
Miles membandingkanku. Aku tidak
suka dia membandingkanku dengan siapa pun yang pada masa lalu pernah membuatnya
sesenang ini.
“Ada sesuatu yang ingin kau ketahui?”
tanya Miles.
Ada. Aku ingin tahu segalanya,
tapi karena alasan tertentu, aku memilih momen ini untuk membalas dengan satu
kata yang dia ucapkan padaku.
“Tidak.” Aku kembali menarik
Miles mendekat ke bibirku. Miles tidak langsung membalas ciumanku, karena dia
tidak tahu harus berpikir apa tentang yang baru terjadi. Tetapi, bibirnya
dengan cepat menyesuaikan irama. Kurasa Miles benci aku menahan responsku
sebesar aku benci dia menahan responsnya, dan sekarang Miles menggunakan tangannya
untuk membalas dendam. Aku tak bisa memastikan di sebelah mana Miles menyentuhku,
karena begitu tangannya menyentuhku di satu tempat, tangan itu langsung pindah
ke tempat lain. Miles menyentuhku di semua tempat, tidak di mana pun, dan tidak
menyentuhku sama sekali, semua terjadi pada waktu bersamaan.
Bagian yang paling kusukai dari
mencium Miles adalah bunyinya. Bunyi ketika bibirnya mengulum bibirku. Bunyi
napas kami saling membungkam. Aku menyukai erangan Miles ketika tubuh kami
merapat. Kaum lelaki lebih cenderung menahan suara mereka daripada kaum
perempuan.
Miles tidak. Miles
menginginkanku, dan dia ingin aku tahu dia menginginkanku, dan aku menyukai
itu.
Astaga, aku menyukai itu.
“Tate,” gumam Miles di bibirku.
“Kita ke kamarku.”
Aku mengangguk, jadi bibir Miles
melepas bibirku. Dia mengulurkan tangan ke konter untuk mengambil pengaman. Dia
mulai berjalan sambil membawaku ke kamar, tapi cepat- cepat kembali ke dapur
dan mengambil jus jeruk. Ketika dia berjalan menduluiku ke kamar sambil menyenggol
bahuku, dia mengedipkan mata.
Reaksi yang kurasakan akibat
kedipan kecil itu membuatku ketakutan membayangkan seperti apa rasanya ketika
Miles berada di dalamku. Aku tidak tahu apakah aku sanggup menahan rasanya.
Setelah kami masuk ke kamarnya,
aku semakin gelisah. Sebagian besar karena ini apartemen Miles, dan situasi ini
kurang lebih terjadi karena untuk
memenuhi keinginannya, sehingga aku merasa agak dirugikan.
“Ada apa?” tanya Miles. Dia
mencopot sepatu, berjalan ke kamar mandi dan memadamkan lampu, lalu menutup
pintu.
“Aku tiba-tiba agak gugup,”
bisikku. Aku berdiri di tengah kamar Miles, tahu persis apa yang akan terjadi.
Lazimnya, hal-hal seperti ini tidak dibahas dan diatur lebih dulu. Lazimnya,
hal-hal seperti ini terjadi secara spontan dan dengan gairah menggelora, tidak
satu pihak pun tahu apa yang akan terjadi hingga hal itu terjadi.
Tetapi, Miles dan aku tahu ini
akan terjadi.
Miles berjalan ke ranjang dan
duduk di pinggir. “Kemarilah,” panggilnya. Aku tersenyum, lalu berjalan beberapa
langkah ke tempat Miles duduk. Dia menangkup belakang pahaku, lalu bibirnya
menekan blus yang menutupi perutku. Tanganku mendarat di bahunya, dan aku
menurunkan tatapan padanya. Miles menatapku, ketenangan di matanya menular.
“Kita bisa pelan-pelan saja,”
kata Miles. “Tidak harus malam ini. Itu tidak tercantum di aturan.”
Aku tertawa, tapi menggeleng.
“Tidak apa-apa. Beberapa jam lagi kau berangkat dan takkan pulang selama,
berapa hari— lima?”
“Kali ini sembilan hari,”
katanya.
Aku benci angka sembilan.
“Aku tidak ingin membuatmu
menunggu sembilan hari setelah membuat harapanmu melambung,” kataku.
Tangan Miles merayap menaiki
belakang pahaku, lalu memutar ke sisi depan jinsku. Dia membuka kancing jins
tanpa kesulitan.
“Bisa membayangkan melakukan ini
denganmu sama sekali tidak menjadi siksaan bagiku,” kata Miles ketika jemarinya……….(Bersambung)
Penutup
Bagaimana? apakah sobat NOVELOVE tertarik dengan kelanjutan ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab selanjut nya yaitu Bab 13.3 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta
Posting Komentar untuk "Bab 13.2 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta"