Bab 13.3 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta
Novel berjudul Wajah Buruk Cinta adalah sebuah novel yang bergenre romantic, banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas .
Novel ini dapat membuat guncangan
emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat
pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya, bahkan novel ini telah di
angkat menjadi sebuah film layar lebar.
Novel ini menggunakan 2 sudut
pandang. Sudut pandang Tate di masa kini, dan sudut pandang Miles di Enam tahun
yang lalu. Meskipun kedua sudut pandang berbeda, tapi setiap pesan yang
terkandung dalam alur milik Miles 6 tahun yang lalu itu ternyata berpengaruh di
masa sekarang.
Sobat NOVELOVE pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini NOVELOVE akan memperkenalkan dan memberikan novel Wajah Buruk Cinta, Kami yakin Sobat NOVELOVE pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini.
Novel Romantis Wajah Buruk Cinta Bab 13.3
“Bisa membayangkan melakukan ini denganmu sama sekali tidak menjadi siksaan bagiku,” kata Miles ketika jemarinya menyentuh ritsletingku. Dia mulai menurunkan jinsku, dan jantungku berpalu-palu begitu keras hingga seolah ada tukang di dalamnya. Mungkin jantungku sedang membangun tangga menuju surga, karena jantungku tahu dia akan meledak dan mati begitu jins ini lepas.
“Tapi sudah pasti menjadi siksaan
bagiku,” bisikku.
Ritsletingku terbuka, tangan
Miles menyelinap masuk dan memutari pinggulku, setelah itu mulai mendorong
turun.
Aku memejamkan mata dan berusaha
jangan sampai tubuhku limbung, tapi satu tangan Miles sempat mengangkat blusku
secukupnya hingga bibirnya bisa menekan perutku. Rasanya memabukkan.
Sekarang dua tangan Miles di
dalam celanaku, dan meluncur ke belakang. Miles menurunkan jinsku lambat-lambat
hingga sebatas lutut. Lidahnya menyentuh perutku, dan jemariku hilang di sela
rambutnya.
Setelah jinsku turun hingga
pergelangan kaki, aku mengeluarkan kakiku sekaligus bersama sepatu. Tangan
Miles kembali naik ke pahaku dan terus ke pinggang. Dia menarikku merapat
padanya supaya aku duduk di pangkuannya. Miles mengatur masing-masing kakiku
supaya berada di kanan dan kiri tubuhnya, lalu tangannya menangkup bokongku dan
menarikku serapat mungkin. Aku terkesiap.
Aku tidak tahu mengapa sekarang
aku yang terkesan tidak berpengalaman. Aku memang tadinya tidak mengira Miles
seinisiatif ini, tapi aku tidak mengeluh, Sedikit pun tidak.
Aku mengangkat tangan untuk
membantu Miles melepaskan blusku. Dia melempar blus ke lantai di belakangku,
kemudian bibirnya kembali memagut bibirku ketika jemarinya membuka kait braku.
Ini tidak adil. Sebentar lagi aku
menjadi pihak yang hanya memakai secarik penutup tubuh, sedangkan Miles belum
melepas sehelai pakaian pun.
“Kau sungguh indah,” bisik Miles
sambil merenggangkan jarak untuk melepas braku. Jemarinya menyusup ke balik
tali, lalu dia mulai menurunkannya ke lenganku. Aku menahan napas, menunggu
Miles melepaskan penutup dadaku. Aku sangat menginginkan bibirnya di tubuhku sampai
tidak mampu berpi- kir jernih. Setelah braku semakin tertarik turun, menyingkap
seluruh bagian depan tubuhku, Miles mengembuskan napas. “Wow,” katanya di
tengah embusan napas gemetar.
Miles mencampakkan bra ke lantai
dan kembali menatapku. Dia tersenyum dan bibirnya menekan singkat bibirku, menjatuhkan
ciuman lembut. Ketika merenggangkan jarak lagi, dia mengangkat tangan ke pipiku
dan menatap ke dalam mataku. “Kau bersenang-senang?”
Aku menggigit bibir bawah untuk
menahan senyum meskipun saat ini aku ingin sekali tersenyum. Miles mendekatkan
wajah dan memagut bibir bawahku untuk melepaskannya dari jepitan gigiku. Miles
mencium bibir bawahku beberapa detik, lalu melepaskannya. “Jangan menggigit
bibir lagi,” katanya. “Aku suka melihatmu tersenyum.”
Tentu saja, aku tersenyum lagi.
Sejak tadi tanganku di bahu
Miles, jadi aku menurunkan tangan ke punggungnya dan mulai menarik kausnya.
Miles melepaskan wajahku dan mengangkat tangan supaya aku bisa mencopot
kausnya. Setelah itu aku melengkungkan tubuh ke belakang dan mengamati
tubuhnya, sama seperti dia mengamati tubuhku saat ini. Aku menyusurkan tangan
di dadanya, menyentuh kontur setiap otot. “Kau juga indah.”
Telapak tangan Miles menekan
punggungku, memaksaku duduk tegak. Begitu dudukku tegak, bibirnya turun ke
dadaku dan lidahnya dengan lembut membelai puncak dadaku. Aku merintih,
sementara Miles mengulumnya.
Satu tangan Miles turun ke
pinggulku dan menyelinap ke balik pakaian dalamku. “Aku ingin kau telentang,”
bisiknya. Satu tangan Miles tetap menempel di punggungku saat dia dengan mulus
mengubah posisi kami, menurunkanku dari pangkuannya ke ranjang. Sekarang dia
membungkuk di atasku, menarik celanaku sementara lidahnya menyusup ke mulutku.
Tanganku turun ke kancing jins Miles dan membukanya, tapi dia cepat-cepat
merenggangkan jarak. “Kalau aku, aku takkan melakukannya dulu,” dia
memperingatkan. “Jika tidak, semua ini akan berakhir lebih cepat daripada
dimulainya.”
Aku tak terlalu peduli berapa
lama semua ini bertahan. Aku hanya ingin pakaian Miles tersingkir dari
tubuhnya.
Miles mulai melepaskan pakaian
dalamku. Dia menekuk satu kakiku dan menariknya dari kaki celana, setelah itu
mengulangi dengan kaki sebelah lagi. Sudah pasti sekarang Miles tidak lagi
menatap mataku……….(Bersambung)
Penutup
Bagaimana? apakah sobat NOVELOVE tertarik dengan kelanjutan ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab selanjut nya yaitu Bab 13.4 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta
Posting Komentar untuk "Bab 13.3 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta"