Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 13.5 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta

Novel berjudul Wajah Buruk Cinta adalah sebuah novel yang bergenre romantic, banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas .

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya, bahkan novel ini telah di angkat menjadi sebuah film layar lebar.

Novel ini menggunakan 2 sudut pandang. Sudut pandang Tate di masa kini, dan sudut pandang Miles di Enam tahun yang lalu. Meskipun kedua sudut pandang berbeda, tapi setiap pesan yang terkandung dalam alur milik Miles 6 tahun yang lalu itu ternyata berpengaruh di masa sekarang.

Sobat NOVELOVE pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini NOVELOVE akan memperkenalkan dan memberikan novel Wajah Buruk Cinta, Kami yakin Sobat NOVELOVE pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini.

Novel Romantis Wajah Buruk Cinta Bab 13.5 

Bab 13.5 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta 

Dalam hati aku berharap Miles jangan berhenti. Aku tak ingin dia berhenti.

Bibir Miles menemukan bibirku, dan dia menciumku dengan lembut. Gerakan bibirnya bertolak belakang dengan tekanan jemarinya. Bibir Miles perlahan-lahan menjelajah turun ke daguku, terus ke leher, ke ceruk di leherku, menuruni dadaku, mengulum puncaknya, turun lagi ke perutku, terus turun, turun, dan turun.

Aku tidak peduli eranganku begitu kuat hingga aku mungkin saja membangunkan penghuni di semua lantai.

Aku tidak peduli tumitku menghunjam kasur, mencoba melepaskan diri dari Miles karena rasanya tak tertahankan.

Aku tidak peduli Miles menarik jemarinya untuk mencengkeram pinggulku dan menahanku supaya tak lepas dari bibirnya, karena tak ingin aku bergeser ke atas untuk melepaskan diri darinya. Syukurlah Aku tidak peduli akan kemungkinan aku menyakiti Miles dengan menjambak rambutnya, menekannya merapat ke tubuhku, melakukan segala cara yang aku bisa demi mencapai puncak kepuasan tertinggi yang aku yakin belum pernah kucapai.

Kakiku mulai gemetaran. Aku cukup yakin aku membekap wajah dengan bantal Miles; aku tidak ingin dia sampai diusir dari gedung apartemen ini karena aku menjerit sekuat yang ingin kuluapkan saat ini.

Tiba-tiba aku merasa seperti melayang di udara. Rasanya aku bisa menatap ke bawah dan melihat di bawahku akan ada matahari terbit. Aku merasa tubuhku membubung tinggi.

Aku... Astaga. Aku... Astaga.

Aku... ini... Miles.

Aku jatuh.

Aku melayang.

Wow.

Wow, wow, wow.

Aku tak lagi ingin menjejak tanah.

Ketika aku terkulai lemas di ranjang, bibir Miles dengan lapar kembali merayap menaiki tubuhku. Dia menyingkirkan bantal dari wajahku dan melemparkannya ke samping, lalu menciumku singkat.

“Satu kali lagi,” kata Miles. Dia turun dari ranjang dan datang lagi hanya dalam hitungan detik, lalu kembali memasukiku, tapi kali ini aku tidak lagi mencoba membuka mata. Tanganku terentang di atas kepalaku, Miles menautkan jemarinya ke jemariku. Miles menekan, mendorong, dan hidup di dalam tubuhku. Pipi kami saling menekan, dahi Miles menekan bantal yang kutiduri, dan kali ini tak seorang pun dari kami memiliki sisa tenaga untuk mengeluarkan suara.

Miles memiringkan kepala hingga bibirnya menyentuh telingaku, setelah itu dia melambatkan gerakan hingga ritmenya berubah lembut. Dia mendorong, lalu keluar sepenuhnya. Sesaat dia bergeming, setelah itu masuk lagi, berulang kali, aku hanya berbaring pasrah dan merasakan dia.

“Tate,” bisik Miles, bibirnya sangat dekat di telingaku. Dia keluar dari tubuhku dan lagi-lagi tidak bergerak. “Aku bisa mengatakan ini dengan seratus persen yakin.”

Miles masuk lagi. “Ini.”

Dia menarik tubuhnya, lalu mengulangi gerakannya. “Percintaan.”

Lagi.

“Paling indah.”

Lagi.

“Yang pernah.”

Lagi. “Aku.” Lagi. “Rasakan.”

Tubuh Miles tidak bergerak, embusan napasnya terdengar berat di telingaku, tangannya mencengkeram tanganku begitu kuat hingga aku kesakitan; tapi dia tidak mengeluarkan suara apa pun ketika melampiaskan gairahnya untuk yang kedua kali.

Kami tidak bergerak.

Kami tidak bergerak lama sekali.

Aku tidak bisa menghapus senyum lelah di wajahku. Aku cukup yakin senyum itu tidak bisa hilang lagi.

Miles menjauhkan tubuh dan menurunkan tatapan padaku. Dia tersenyum ketika memandang wajahku, dan menatapnya membuatku kembali teringat Miles tak pernah satu kali pun melakukan kontak mata denganku sepanjang waktu dia berada di dalamku. Itu membuatku bertanya dalam hati apakah itu di- sengaja atau sekadar kebetulan.

“Ada komentar?” tanya Miles dengan bercanda. “Atau saran?” Aku tertawa. “Maaf. Aku hanya... aku tak bisa... kata-kata...” Aku menggeleng-geleng, memberitahunya bahwa aku masih butuh sedikit waktu lagi untuk bisa berbicara.………..(Bersambung)

Penutup 

Bagaimana? apakah sobat NOVELOVE tertarik dengan kelanjutan ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab selanjut nya yaitu Bab 13.6 Novel Romantis WajahBuruk Cinta

Posting Komentar untuk "Bab 13.5 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta"