Bab 16 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta
Novel berjudul Wajah Buruk Cinta adalah sebuah novel yang bergenre romantic, banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas .
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya, bahkan novel ini telah di angkat menjadi sebuah
film layar lebar.
Novel ini menggunakan 2 sudut pandang. Sudut pandang Tate di
masa kini, dan sudut pandang Miles di Enam tahun yang lalu. Meskipun kedua
sudut pandang berbeda, tapi setiap pesan yang terkandung dalam alur milik Miles
6 tahun yang lalu itu ternyata berpengaruh di masa sekarang.
Sobat NOVELOVE pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini NOVELOVE akan memperkenalkan dan memberikan novel Wajah Buruk Cinta, Kami yakin Sobat NOVELOVE pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini.
Novel Romantis Wajah Buruk Cinta Bab 16
Bab 16 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta |
ENAM BELAS
MILES
Enam tahun sebelumnya
Sekarang semua berjalan lebih baik karena aku memiliki
Rachel, Tidurku lebih mudah karena aku tahu Rachel tidur di seberang lorong.
Bangun setiap pagi menjadi jauh lebih menyenangkan karena
aku tahu Rachel juga terbangun di seberang lorong.
Pergi ke sekolah lebih menyenangkan, karena kami berangkat
sekolah bersama.
“Ayo kita membolos hari ini,” kataku pada Rachel ketika kami
berhenti di parkiran sekolah.
Aku yakin membolos sekolah juga lebih menyenangkan bersama
Rachel.
“Bagaimana jika kita ketahuan?”
Rachel tidak terdengar seperti benar-benar peduli jika kami
ketahuan.
“Aku justru berharap semoga kita ketahuan,” kataku. “Karena
itu berarti kita akan dihukum. Berdua. Di rumah yang sama.”
Kata-kataku membuat Rachel tersenyum. Dia mencondongkan
tubuh di joknya dan tangannya melingkari leherku. Aku suka ketika Rachel
melakukan ini. “Dihukum bersamamu kedengarannya menyenangkan sekali. Ayo kita
membolos.”
Rachel mendekatkan wajah dan menjatuhkan kecupan biasa yang
singkat di bibirku.
Ciuman biasa juga terasa lebih indah jika diberikan oleh
Rachel. “Kau membuat segala sesuatu lebih indah,” kataku pada Rachel. “Hidupku,
Ya Hidupku lebih indah karena ada kau di dalamnya.”
Kata-kataku membuat Rachel tersenyum lagi. Rachel tidak
tahu, tapi setiap patah kata yang keluar dari bibirku, kuucapkan hanya untuk
alasan tunggal. Membuat dia tersenyum.
Aku memundurkan mobil dari parkiran dan memberitahu Rachel
bahwa kami akan ke pantai. Rachel bilang dia ingin mengambil pakaian renangnya,
jadi kami pulang dulu dan mengambil pakaian renang. Kami juga mengemas makan
siang dan membawa selimut.
Kami berangkat ke pantai, Rachel ingin berjemur sambil
membaca.
Aku ingin menonton Rachel berjemur sambil membaca.
Rachel berbaring telungkup, menopang tubuh dengan siku. Aku
merebahkan kepala di tangan sambil memperhatikan Rachel. Tatapanku menyusuri
lekuk bahunya yang lembut... lekuk punggungnya... cara dia menekuk lutut dan
mengangkat kaki yang disilangkan di mata kaki.
Rachel bahagia.
Aku membuat Rachel bahagia.
Aku membuat hidup Rachel lebih indah.
Hidup Rachel lebih indah karena ada aku di dalamnya. “Rachel,”
bisikku.
Rachel menyelipkan pembatas ke halaman buku dan menutupnya,
tapi tidak menatapku.
“Aku ingin kau tahu sesuatu.”
Rachel mengangguk, tapi memejamkan mata seolah ingin
berfokus pada suaraku saja, tak ada yang lain.
“Ketika ibuku meninggal, aku berhenti percaya pada Tuhan.”
Rachel merebahkan kepala di tangan dan tetap memejamkan
mata.
“Kupikir Tuhan takkan membuat seseorang menanggung
penderitaan fisik seberat itu. Kupikir Tuhan takkan membuat seseorang menderita
sebesar penderitaan ibuku. Kupikir Tuhan takkan tega membuat seseorang
mengalami kesakitan separah itu.” Sebutir air mata menetes dari mata Rachel
yang terpejam.
“Lalu aku bertemu denganmu, dan setiap hari sejak kita
bertemu, aku bertanya dalam hati bagaimana seseorang bisa secantik itu jika
Tuhan tidak ada. Aku bertanya dalam hati bagaimana seseorang bisa membuatku
begitu bahagia jika Tuhan tidak ada. Dan aku sadar... baru sekarang aku
sadar... Tuhan memberikan kita pengalaman buruk supaya kita tidak menganggap
sepele hal-hal indah dalam hidup kita.”
Kata-kataku tidak membuat Rachel tersenyum.
Kata-kataku membuat Rachel mengernyit. Kata-kataku membuat
Rachel menangis. “Miles,” bisiknya.
Rachel menyebut namaku begitu pelan seolah tidak ingin aku
mendengarnya menyebut namaku.
Rachel menatapku, dan aku bisa melihat ini bukan momen indah
baginya. Tidak seperti yang kurasakan.
“Miles... haidku terlambat.”………(Bersambung)
Penutup
Bagaimana? apakah sobat NOVELOVE tertarik dengan kelanjutan
ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab
selanjut nya yaitu Bab 17 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta
Posting Komentar untuk "Bab 16 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta"