Bab 17.5 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta
Novel berjudul Wajah Buruk Cinta adalah sebuah novel yang bergenre romantic, banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan
emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat
pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya, bahkan novel ini telah di
angkat menjadi sebuah film layar lebar.
Novel ini menggunakan 2 sudut
pandang. Sudut pandang Tate di masa kini, dan sudut pandang Miles di Enam tahun
yang lalu. Meskipun kedua sudut pandang berbeda, tapi setiap pesan yang
terkandung dalam alur milik Miles 6 tahun yang lalu itu ternyata berpengaruh di
masa sekarang.
Sobat NOVELOVE pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini NOVELOVE akan memperkenalkan dan memberikan novel Wajah Buruk Cinta, Kami yakin Sobat NOVELOVE pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini.
Novel Romantis Wajah Buruk Cinta Bab 17.5
Akhirnya kami tiba di mobilku, dan Miles menemaniku ber-
jalan ke sisi pengemudi, masih menaungiku dari guyuran hujan. Setelah aku
masuk, Miles berlari mengitari mobil untuk masuk ke sisi penumpang. Setelah
pintu kami tertutup, kesunyian di dalam mobil semakin memperkuat intensitas
napas kami yang memburu. Aku menekuk tangan ke belakang kepala dan meraup
rambutku menjadi satu, lalu memeras airnya. Air hujan menuruni leherku,
punggungku, jokku. Ini pertama kalinya aku lega memiliki jok berlapis kulit di
California.
Aku menunduk dan mengembuskan napas berat, lalu mencuri
lirik ke arah Miles. “Kurasa aku belum pernah sebasah ini seumur hidupku.”
Aku mengamati senyuman lebar yang perlahan menyebar di wajah
Miles. Kentara jalan pikirannya mengarah ke sesuatu yang mesum.
“Dasar mesum,” bisikku dengan bercanda.
Miles melengkungkan alis sambil tersenyum mengejek. “Salahmu
sendiri.” Dia mengulurkan tangan ke seberang jok dan jemarinya mencengkeram
pergelangan tanganku untuk menarikku ke arahnya. “Kemari.”
Aku cepat-cepat memeriksa sekeliling kami, tapi hujan begitu
lebat hingga aku tidak bisa melihat ke luar. Itu berarti tak seorang pun bisa
melihat ke dalam mobil.
Aku mengatur posisi di pangkuan Miles sambil dia memundurkan
jok sejauh mungkin. Tetapi, Miles tidak menciumku. Tangannya meluncur menuruni
tanganku dan berhenti di pinggulku.
“Aku belum pernah bercinta di mobil,” kata Miles, pengakuannya
menyiratkan secuil pengharapan.
“Aku belum pernah bercinta dengan pilot,” balasku.
Miles menyelipkan tangan ke balik atasan rumah sakit, lalu
merayap naik ke perutku hingga menyentuh dalamanku. Ia menangkup dadaku, lalu
memajukan tubuh dan menciumku. Ciuman Miles tidak lama, dia memutusnya untuk
berbicara lagi. “Aku belum pernah bercinta sebagai pilot.”
Aku tersenyum. “Aku belum pernah bercinta memakai seragam
rumah sakit.”
Tangan Miles meluncur ke punggungku, lalu menyusup masuk ke
balik pinggang celana. Miles mendorong pinggulku sambil sedikit mengangkat
pinggulnya, membuatku seketika mempererat cengkeraman di bahunya dan dari
bibirku terlepas suara terkesiap. Bibirnya pindah ke telingaku sambil tangannya
mengulangi menciptakan ritme sensual antara kami dengan sekali lagi mendorong
pinggulku ke depan. “Betapa pun hotnya kau terlihat memakai seragam, aku jauh
lebih memilih bercinta denganmu tanpa memakai apa pun.”
Aku malu saat menyadari betapa mudah Miles membuatku
mengerang hanya dengan kata-kata. Aku juga malu menyadari betapa mudah Miles
membuatku takluk, hingga mungkin aku yang lebih menginginkan pakaianku terlepas
daripada dia. “Ka- takan padaku kau punya persiapan,” kataku dengan suara berat
karena gairah.
Miles menggeleng. “Hanya karena tahu akan bertemu denganmu
malam ini tidak berarti aku menyimpan harapan tertentu.” Aku langsung didera kecewa.
Miles mengangkat pinggul dari jok dan menyusupkan tangan ke saku belakang.
“Tapi aku menyimpan banyak harapan lainnya.” Miles mengeluarkan pengaman dari
dompetnya sambil menyeringai, lalu kami sama-sama mulai beraksi. Tanganku
mendarat di kancing jins Miles lebih cepat daripada bibir kami bertemu. Tangan
Miles kembali menyusup naik ke balik blus seragamku dan bersiap melepas pengait
dalamanku, tapi aku menggeleng-geleng.
“Biarkan,” bisikku. Semakin sedikit pakaian yang kami tanggalkan,
semakin cepat kami bisa berpakaian andaikan tepergok.
Miles tetap membuka pengait meskipun aku memprotes. “Aku
tidak ingin bercinta kecuali bisa merasakan kulitmu di kulitku.”
Wow. Oke, kalau begitu.
Setelah pengait dalamanku lepas, Miles melepaskan blusku
dari kepala, lalu jemarinya menyelip ke bawah tali dalamanku. Dia menurunkan dalamanku
dari tanganku hingga lepas sepenuhnya, melemparkannya ke jok belakang, lalu
mencopot sendiri kausnya. Setelah kaus Miles bergabung dengan br4 ku di jok
belakang, dia memelukku dan merapatkanku ke tubuhnya hingga dada kami yang
polos bertemu. Kami sama-sama menghela napas tajam. Kehangatan tubuh Miles
menciptakan sensasi yang membuatku tidak rela menarik diri. Ciuman Miles
menuruni leherku, napasnya terasa seperti ombak menggelora di kulitku.
“Kau tidak tahu apa yang kaulakukan padaku,” bisik Miles di
leherku.
Aku tersenyum, karena pemikiran yang sama baru melintas di
kepalaku. “Oh, kurasa aku tahu,” sahutku.
Tangan kiri Miles meremas salah satu dadaku, kemudian dia
mengerang ketika tangan kanannya menyusup masuk celanaku.
“Lepaskan,” katanya, singkat, sambil menarik karet celana………..(Bersambung)
Penutup
Bagaimana? apakah sobat NOVELOVE tertarik dengan kelanjutan ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab selanjut nya yaitu Bab 17.6 Novel Romantis WajahBuruk Cinta
Posting Komentar untuk " Bab 17.5 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta"