Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 19.1 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta

Novel berjudul Wajah Buruk Cinta adalah sebuah novel yang bergenre romantic, banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya, bahkan novel ini telah di angkat menjadi sebuah film layar lebar.

Novel ini menggunakan 2 sudut pandang. Sudut pandang Tate di masa kini, dan sudut pandang Miles di Enam tahun yang lalu. Meskipun kedua sudut pandang berbeda, tapi setiap pesan yang terkandung dalam alur milik Miles 6 tahun yang lalu itu ternyata berpengaruh di masa sekarang.

Sobat NOVELOVE pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini NOVELOVE akan memperkenalkan dan memberikan novel Wajah Buruk Cinta, Kami yakin Sobat NOVELOVE pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini.

Novel Romantis Wajah Buruk Cinta Bab 19.1

Bab 19.1 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta 

Miles tidak melakukan gerakan mengambil apa pun. Dia hanya berdiri, menatap kulkas, jemarinya mencengkeram gagang pintu dengan genggaman paling kuat yang pernah dirasakan si gagang, aku yakin.

Dillon masih menatapku lekat. “Istriku bekerja,” sahutnya terus terang. “Hingga sedikitnya empat jam lagi.”

Miles membanting pintu kulkas dan mengayun dua langkah cepat mendatangi Dillon. Dillon menegakkan tubuh, dan aku bergegas bergeser dua langkah menjauhinya. “Corbin secara spesifik memerintahkanmu jangan menyentuh adiknya. Tunjukkan rasa hormatmu!”

Rahang Dillon berkedut, tapi dia tidak mundur menjauh atau memalingkan tatapan dari Miles. Dia bahkan maju selangkah mendekati Miles, meniadakan jarak antara mereka. “Bagiku, kedengarannya ini bukan tentang Corbin,” balas Dillon dengan kemarahan menggelegak.

Jantungku berdegup kencang. Aku merasa bersalah telah menanamkan gagasan keliru ke kepala Dillon, dan semakin merasa bersalah karena sekarang mereka berdebat tentang itu. Tetapi, sungguh, aku suka Miles membenci Dillon. Aku hanya berharap bisa tahu apakah itu karena Miles tidak suka Dillon menggoda perempuan lain padahal dia punya istri di rumah, atau karena dia tidak suka Dillon menggodaku.

Sekarang Corbin berdiri di pintu dapur. Sial.

“Apa yang bukan tentang aku?” tanya Corbin sambil mengamati dua laki-laki yang sama-sama tidak mau mengalah ini.

Miles mundur selangkah dan berbalik supaya bisa menatap Dillon dan Corbin secara bersamaan. Tatapannya tetap saling mengunci tajam dengan Dillon. “Dia ingin mengajak tidur adikmu.”

Astaga, Miles. Kau tidak pernah mendengar cara menyampaikan pendapat dengan halus?

 Corbin berjengit pun tidak. “Pulanglah ke istrimu, Dillon,” katanya, tegas.

Meskipun situasi ini memalukan, aku tidak melakukan sesuatu untuk ikut berbicara dan membela Dillon, karena aku punya firasat Miles dan Corbin sudah lama mencari cara memutuskan pertemanan dengan Dillon. Aku juga takkan membela laki-laki yang tidak menghormati pernikahannya. Dillon menatap Corbin selama beberapa detik yang mendebarkan, lalu berbalik menghadapku sehingga memunggungi Miles dan Corbin.

Anak ini benar-benar seperti orang yang menyimpan permintaan terakhir.

“Aku tinggal di apartemen 1012,” bisik Dillon sambil mengedip. “Singgahlah sesekali. Istriku bekerja pada malam hari.” Lalu dia berbalik dan berjalan di antara Corbin dan Miles. “Dan kalian berdua silakan meniduri diri sendiri.”

Corbin berbalik, tinjunya terkepal. Dia bersiap menyusul Dillon, tapi Miles menangkap tangannya dan menariknya kembali ke dapur. Miles tidak melepas Corbin hingga pintu depan dibanting menutup.

Corbin berbalik menghadapku, dan dia kelihatan begitu marah hingga aku heran telinganya tidak berasap. Wajahnya merah padam, dan dia membunyikan buku jemari. Aku lupa betapa protektifnya Corbin padaku. Aku merasa seperti berusia lima belas lagi, hanya saja sekarang aku merasa tiba-tiba memiliki dua kakak yang overprotektif.

“Hapus nomor apartemen itu dari kepalamu, Tate,” kata Corbin.

Aku menggeleng-geleng, agak kecewa karena Corbin berpikir aku pasti ingin mengingat nomor apartemen Dillon. “Aku juga punya standar, Corbin.”

Corbin mengangguk, tapi masih berusaha menenangkan diri. Dia menghela napas panjang, membunyikan rahang, lalu berjalan kembali ke ruang tamu.

Miles bersandar di konter sambil memandangi kakinya. Aku mengamati Miles tanpa berkata-kata hingga dia akhirnya menaikkan tatapan padaku. Dia menoleh sesaat ke ruang tamu, lalu mendorong tubuh dari konter dan berjalan mendatangiku. Semakin Miles mendekat, aku semakin menekan tubuh ke konter di belakangku, berusaha menjauh dari tatapan lekatnya, meskipun aku tidak bisa pergi terlalu jauh.

Miles tiba di depanku.

Tubuhnya harum. Seharum apel. Buah terlarang.

“Tanya aku, apa kau boleh belajar di tempatku,” bisik Miles. Aku mengangguk, dalam hati bertanya mengapa Miles membuat permintaan menyimpang setelah kejadian barusan. Tetapi, aku menuruti permintaannya. “Boleh aku belajar di tempatmu?” Senyum lebar merekah di wajah Miles, dan dia menurunkan dahi ke sisi kepalaku supaya bibirnya tepat di atas telingaku. “Maksudku, kau menanyakan itu padaku di depan kakakmu,” katanya sambil tertawa pelan. “Supaya aku punya alasan membawamu ke tempatku.” Well, ini memalukan.

Sekarang Miles tahu seberapa banyak aku berubah menjadi bukan Tate ketika berada di dekatnya. Aku hanya zat cair. Menu………..(Bersambung)

Penutup

Bagaimana? apakah sobat NOVELOVE tertarik dengan kelanjutan ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab selanjut nya yaitu Bab 19.2 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta

Posting Komentar untuk "Bab 19.1 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta "