Bab 19.2 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta
Novel berjudul Wajah Buruk Cinta adalah sebuah novel yang bergenre romantic, banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya, bahkan novel ini telah di angkat menjadi sebuah
film layar lebar.
Novel ini menggunakan 2 sudut pandang. Sudut pandang Tate di
masa kini, dan sudut pandang Miles di Enam tahun yang lalu. Meskipun kedua
sudut pandang berbeda, tapi setiap pesan yang terkandung dalam alur milik Miles
6 tahun yang lalu itu ternyata berpengaruh di masa sekarang.
Sobat NOVELOVE pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini NOVELOVE akan memperkenalkan dan memberikan novel Wajah Buruk Cinta, Kami yakin Sobat NOVELOVE pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini.
Novel Romantis Wajah Buruk Cinta Bab 19.2
Bab 19.2 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta |
“Tanya aku, apa kau boleh belajar di tempatku,” bisik Miles.
Aku mengangguk, dalam hati bertanya mengapa Miles mem- buat permintaan
menyimpang setelah kejadian barusan. Tetapi, aku menuruti permintaannya. “Boleh
aku belajar di tempatmu?” Senyum lebar merekah di wajah Miles, dan dia
menurunkan dahi ke sisi kepalaku supaya bibirnya tepat di atas telingaku.
“Maksudku, kau menanyakan itu padaku di depan kakakmu,” katanya sambil tertawa
pelan. “Supaya aku punya alasan membawamu ke tempatku.” Well, ini memalukan.
Sekarang Miles tahu seberapa banyak aku berubah menjadi
bukan Tate ketika berada di dekatnya. Aku hanya zat cair. Menuruti
permintaannya, melakukan yang dia suruh, melakukan yang diinginkannya.
“Oh,” kataku pelan sambil mengawasi Miles menjauh dariku.
“Itu lebih masuk akal.”
Miles masih tersenyum, dan aku tak sadar betapa aku merindukan
senyum itu. Miles seharusnya tersenyum sepanjang waktu. Selamanya. Padaku.
Miles keluar dari dapur dan kembali ke ruang tamu, jadi aku
masuk kamarku dan mandi dalam waktu singkat yang memecahkan rekor.
Aku tidak sadar ternyata aku aktris berbakat, Tetapi, aku
sudah berlatih. Latihan lima menit. Aku berdiri di kamarku, mencoba memikirkan
kalimat paling santai dan paling pas untuk kukatakan ketika aku berjalan ke ruang
tamu untuk meminta kunci apartemen Miles darinya. Aku menunggu hingga momen
paling riuh dalam pertandingan itu terdengar, setelah itu berlari keluar kamar
dan berteriak pada mereka semua.
“Kalian tolong matikan suara TV atau sana menonton di sebelah,
karena aku ingin belajar!”
Miles memandangku sambil berusaha menyembunyikan senyum. Ian
menatapku dengan curiga, dan Corbin memutar bola mata. “Kau saja yang pindah ke
sebelah,” kata Corbin. “Kami menonton pertandingan.” Dia menatap Miles. “Dia
boleh menggunakan tempatmu, bukan?”
Miles langsung berdiri dan menjawab, “Tentu. Kuantar dia ke
sana.”
Aku mengumpulkan barang-barangku, menyusul Miles meninggalkan
apartemenku, dan kami tiba di tempatnya.
Miles membukakan pintu apartemen untukku meskipun pin- tu
itu tidak dikunci. Tetapi, Corbin tentu saja tidak tahu. Miles masuk, aku
menyelinap masuk di belakangnya. Miles menutup pintu dan kami berhadapan.
“Aku benar-benar ada tugas,” kataku. Aku tidak tahu Miles
mengharapkan apa saat ini, tapi aku merasa perlu memberitahu Miles bahwa hanya
karena dia muncul setelah beberapa hari pergi jauh, tidak berarti dia menjadi
prioritasku yang nomor satu.
Meskipun kurang-lebih Miles memang prioritasku yang nomor
satu. “Dan aku benar-benar ingin menonton pertandingan,” balas Miles sambil
menunjuk apartemenku dari atas bahunya, dan pada saat yang sama berjalan ke
arahku. Dia mengambil buku-buku dari tanganku dan membawanya ke meja,
meletakkannya di sana. Setelah itu dia kembali berjalan ke arahku dan tidak
berhenti hingga bibirnya menekan bibirku dan kami tak bisa berjalan lebih jauh
lagi karena punggungku menempel di pintu apartemen.
Tangan Miles mencengkeram pinggangku, tanganku mencengkeram
bahunya. Lidah Miles menyusup ke sela bibirku, terus ke mulutku, aku menyambut
dengan hangat. Miles mengerang dan menekan tubuhnya ke tubuhku saat tanganku
naik ke lehernya dan menyusup ke rambutnya. Dia lalu merenggangkan jarak dengan
cepat dan mundur beberapa langkah.
Miles menatapku seolah salahku dia harus pergi. Dua tangannya
mengusap wajah dengan frustrasi, dan dia menghela napas panjang. “Kau tidak
sempat makan,” katanya. “Akan kubawakan piza.” Miles kembali berjalan ke
arahku, aku menepi tanpa menjawab. Dia membuka pintu dan lenyap.
Sikapnya sungguh ganjil.
Aku berjalan ke meja dan mengeluarkan satu per satu yang
kubutuhkan untuk belajar. Aku menarik kursi untuk duduk ketika pintu apartemen
Miles terbuka lagi. Aku menoleh, Miles berjalan ke dapur sambil membawa piring.
Dia memasukkan piza ke microwave, menekan beberapa tombol untuk memanaskan
piza, setelah itu langsung berjalan ke arahku. Dia lagi-lagi memperlihatkan
sikap mengancam yang membuatku mundur, tapi tertahan meja di belakangku
sehingga tak bisa ke mana-mana.
Miles meraihku dan cepat-cepat menekan bibirnya ke bibirku.
“Aku harus kembali ke apartemenmu,” katanya. “Kau tidak apa-apa kutinggal?”
Aku mengangguk.
“Kau membutuhkan sesuatu?” Aku menggeleng.
“Ada jus dan air botolan di kulkas.”
“Terimah kasih.”
Miles memberiku ciuman singkat lagi dan melepasku, lalu
berjalan ke pintu, Aku terduduk di kursi. Sikapnya manis sekali. Aku bisa
terbiasa pada perlakuan seperti ini.
Aku menarik catatan ke depanku dan mulai belajar. Kira-kira
setengah jam kemudian aku menerima SMS dari Miles……….(Bersambung)
Penutup
Bagaimana? apakah sobat NOVELOVE tertarik dengan kelanjutan ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab selanjut nya yaitu Bab 19.3 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta
Posting Komentar untuk "Bab 19.2 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta "