Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 19.5 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta

Novel berjudul Wajah Buruk Cinta adalah sebuah novel yang bergenre romantic, banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya, bahkan novel ini telah di angkat menjadi sebuah film layar lebar.

Novel ini menggunakan 2 sudut pandang. Sudut pandang Tate di masa kini, dan sudut pandang Miles di Enam tahun yang lalu. Meskipun kedua sudut pandang berbeda, tapi setiap pesan yang terkandung dalam alur milik Miles 6 tahun yang lalu itu ternyata berpengaruh di masa sekarang.

Sobat NOVELOVE pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini NOVELOVE akan memperkenalkan dan memberikan novel Wajah Buruk Cinta, Kami yakin Sobat NOVELOVE pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini.

Novel Romantis Wajah Buruk Cinta Bab 19.5

Bab 19.5 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta 

Senyum Miles bertambah lebar. “Astaga, terima kasih.” Lalu dia mencondongkan tubuh dan mengecup dahiku. “Sekarang, pulang dan tidurlah, Nak.”

Miles bersiap bangkit dari ranjang, tapi aku menyambar ta- ngannya dan menariknya kembali ke ranjang. “Tunggu,” kataku. Aku mendorong Miles hingga telentang dan naik ke tubuhnya. “Itu tidak adil untukmu.”

“Aku bukan ingin mengumpulkan angka,” kata Miles sambil menggulingkanku hingga telentang. “Corbin mungkin bertanya- tanya kenapa kau masih di tempatku.” Dia berdiri dan menarik pergelangan tanganku supaya ikut bangkit bersamanya. Miles menarikku cukup dekat padanya sehingga aku tahu dia belum seratus persen siap membiarkanku pulang.

“Jika Corbin mengatakan sesuatu, kujawab saja aku tidak ingin pulang sebelum tugas kuliahku selesai.”

Miles menggeleng-geleng. “Kau harus pulang, Tate,” katanya. “Corbin berterima kasih padaku karena melindungimu beberapa jam lalu. Menurutmu, bagaimana perasaan Corbin jika tahu aku melakukan itu demi kepentinganku semata dan menginginkanmu untuk diriku sendiri?”

Aku menggeleng. “Aku tidak peduli perasaan Corbin. Ini bukan urusannya.”

Miles mengangkat tangan ke pipiku. “Aku peduli. Corbin temanku. Aku tidak ingin dia tahu betapa munafiknya aku.” Dia mengecup dahiku dan menarikku keluar kamar sebelum aku sempat merespons. Dia mengumpulkan buku-bukuku dan menyerahkannya padaku ketika aku tiba di pintu depan, tapi sebelum aku keluar, Miles memegang sikuku dan menghenti- kanku. Dia menatapku lekat, kali ini aku melihat hal lain dalam ekspresinya.

Sesuatu di mata Miles itu bukan gairah, hasrat, kekecewaan, atau intimidasi, melainkan sesuatu yang tidak terungkapkan. Sesuatu yang ingin dikatakan tapi Miles terlalu takut untuk mengatakannya.

Tangan Miles menangkup pipiku, lalu bibirnya menekan bibirku begitu kuat hingga tubuhku membentur bingkai pintu di belakangku.

Miles menciumku dengan posesif dan sarat hasrat sehingga ciuman ini pasti membuatku sedih andai aku tidak sangat menyukainya. Miles menghela napas panjang dan merenggangkan jarak, mengembuskan napas lambat-lambat sambil menatap tajam ke mataku. Dia menurunkan tangan, lalu mundur, menungguku berjalan ke lorong sebelum menutup pintu apartemennya.

Aku tidak tahu apa yang baru terjadi, tapi aku menginginkan lebih.

Akhirnya aku bisa menyuruh kakiku bergerak, dan aku berjalan ke apartemen Corbin. Corbin tidak ada di ruang tamu, jadi aku meletakkan buku-bukuku di konter.

Aku mendengar bunyi air mengalir tanda Corbin sedang mandi.

Corbin sedang mandi.

Aku segera berjalan lagi ke pintu, ke luar ke lorong, dan mengetuk pintu. Pintu depan Miles terbuka begitu cepat seolah Miles masih berdiri di tempat yang sama. Dia menatap pintu apartemenku dari atas bahuku.

“Corbin sedang mandi,” kataku.

Miles kembali menatapku, dan sebelum aku berpikir Miles sempat mencerna kata-kataku, dia menarikku masuk ke apartemennya. Miles membanting pintu hingga menutup, lalu mendorongku bersandar ke daun pintu. Sekali lagi, bibirnya menjelajah ke mana-mana.

Aku tidak membuang waktu, langsung membuka kancing jinsnya dan menurunkannya beberapa senti. Tangan Miles mengambil alih, menurunkan celanaku berikut pakaian dalamku. Setelah menanggalkannya dari kakiku, Miles mendesakku ke meja dapurnya. Dia mengatur posisiku supaya menempel di meja dapur.

Miles mengulurkan tangan untuk menggeserku sambil bersiap sebelum menyatukan tubuh kami. Setelah itu dua tangannya pindah dan mencengkeram erat pinggangku. Miles memantapkan posisi lalu dengan berhati-hati bersiap memasukiku. “Astaga,” erangnya.

Aku menekan telapak tangan kuat-kuat ke meja. Tidak ada yang bisa kujadikan pegangan, padahal aku ingin memegang sesuatu.

Miles membungkuk, lalu menekan dadanya. Napasnya yang berat dan panas mengembus kencang kulitku. “Aku harus mengambil pengaman dulu.”

“Oke,” sahutku bersama embusan napas.

Tetapi, Miles tidak juga menjauhkan tubuh, dan tubuhku secara alamiah ingin membawanya masuk sepenuhnya. Aku mendorong tubuhku; dia masuk semakin dalam, membuat jemarinya menghunjam pinggulku begitu kuat sehingga aku meringis.

“Jangan, Tate.”

Suara Miles menyiratkan peringatan  Atau tantangan.

Aku melakukannya lagi, dan Miles mengerang, lalu cepat- cepat mengeluarkan tubuhnya. Jemarinya tetap menghunjam, dadanya masih menekan hanya saja dia tidak lagi di dalamku………..(Bersambung)

Penutup 

Bagaimana? apakah sobat NOVELOVE tertarik dengan kelanjutan ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab selanjut nya yaitu Bab 19.6 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta

Posting Komentar untuk "Bab 19.5 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta "