Bab 19.6 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta
Novel berjudul Wajah Buruk Cinta adalah sebuah novel yang bergenre romantic, banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya, bahkan novel ini telah di angkat menjadi sebuah
film layar lebar.
Novel ini menggunakan 2 sudut pandang. Sudut pandang Tate di
masa kini, dan sudut pandang Miles di Enam tahun yang lalu. Meskipun kedua
sudut pandang berbeda, tapi setiap pesan yang terkandung dalam alur milik Miles
6 tahun yang lalu itu ternyata berpengaruh di masa sekarang.
Sobat NOVELOVE pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini NOVELOVE akan memperkenalkan dan memberikan novel Wajah Buruk Cinta, Kami yakin Sobat NOVELOVE pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini.
Novel Romantis Wajah Buruk Cinta Bab 19.6
Bab 19.6 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta |
Suara Miles menyiratkan peringatan.
Atau tantangan.
Aku melakukannya lagi, dan Miles mengerang, lalu cepat-
cepat mengeluarkan tubuhnya. Jemarinya tetap menghunjam, dadanya masih menekan,
hanya saja dia tidak lagi di dalamku.
“Aku minum pil,” bisikku. Miles tidak bergerak.
Aku memejamkan mata, aku ingin Miles melakukan sesuatu.
Apa saja. Rasanya aku ingin mati.
“Tate,” bisik Miles. Dia tidak menyambung dengan kalimat
lain. Kami berdiri saja dengan bibir membisu, tanpa bergerak, posisi Miles
masih sama.
“Berengsek.” Jemari Miles melepas pinggulku dan mencari
telapak tanganku yang menekan meja. Dia menyelipkan jemarinya ke sela jemariku
dan meremas, lalu membenamkan wajah di leherku dari posisinya berdiri. “Kuatkan
dirimu.”
Miles masuk dengan kekuatan yang tidak kuduga sehingga aku
menjerit. Dia melepaskan satu tangannya yang menaut jemariku untuk membekap
mulutku. “Ssst,” dia memperingatkan. Sesaat Miles tidak bergerak, dia memberiku
waktu untuk menerima tubuhnya.
Miles mengangkat pinggul sambil mengerang, lalu kembali
mendorong dengan keras, membuatku sekali lagi menjerit. Kali ini tangan Miles
meredam suaraku.
Miles mengulangi gerakannya.
Lebih kuat.
Lebih cepat.
Miles menggeram setiap kali mendorong, sedangkan aku
mengeluarkan suara-suara berisik yang aku tidak tahu bisa
keluar dari bibirku. Aku tidak pernah merasakan pengalaman seperti ini
sebelumnya.
Aku tidak tahu rasanya bisa sedahsyat ini, Segamblang ini, Seliar
ini.
Aku menurunkan wajah dan menempelkan pipi di meja. Aku
memejamkan mata rapat-rapat Dan membiarkan Miles melampiaskan gairahnya padaku.
Sunyi.
Suasana begitu sunyi, dan aku tidak tahu apakah ini karena
kami berdua sangat berisik beberapa detik lalu, atau karena Miles membutuhkan
waktu untuk memulihkan ketenangannya.
Tubuh kami masih menyatu, tapi percintaan kami sudah
selesai. Miles hanya belum bergerak. Satu tangannya masih membekap bibirku,
satu lagi masih meremas jemariku. Dia masih membenamkan wajah di leherku.
Tetapi Miles begitu menakjubkan hingga aku takut bergerak.
Aku bahkan tidak merasakannya bernapas, Bagian yang pertama
bergerak adalah tangan Miles yang melepaskan bibirku. Setelah itu dia mengurai
jemarinya yang menaut jemariku dan meluruskannya, perlahan-lahan melepaskan
jemariku. Miles menekan telapak tangannya ke meja dan mengangkat wajah dari
leherku. Selanjutnya dia keluar dari tubuhku tanpa menimbulkan bunyi.
Suasana masih sunyi senyap, jadi aku tidak bergerak.
Aku mendengar Miles menaikkan jinsnya dan menarik ritsleting.
Aku mendengar bunyi langkahnya menjauh.
Dia pergi.
Terdengar pintu kamarnya ditutup dengan dibanting, membuatku
berjengit. Pipi, telapak tangan, dan perutku masih me- nempel di meja, tapi
sekarang air mataku ikut menempel di sana.
Air mataku menetes.
Menetes, menetes, menetes, dan aku tidak sanggup menghentikannya.
Aku malu, Aku memalukan. Aku tidak tahu apa yang salah dengan Miles, tapi aku
terlalu gengsi dan terlalu pengecut untuk mencari tahu.
Kejadian malam ini terasa seperti kata tamat. Aku tidak
yakin aku siap hubungan ini berakhir. Aku tidak yakin aku siap menerima kata
tamat sampai kapan pun, dan aku membenci diriku karena membiarkan perasaanku
sampai seperti itu.
Aku juga marah karena aku di sini, di apartemen Miles, mencari
celanaku, sambil berusaha menghentikan tangis konyolku, masih merasakan sisa
gairah Miles mengalir di kakiku, tanpa bayangan sedikit pun mengapa Miles harus
merusak suasana, Merusak diriku.
Setelah selesai berpakaian, aku pulang……..(Bersambung)
Penutup
Bagaimana? apakah sobat NOVELOVE tertarik dengan kelanjutan ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab selanjut nya yaitu Bab 20 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta
Posting Komentar untuk "Bab 19.6 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta"