Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 21.1 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta

Novel berjudul Wajah Buruk Cinta adalah sebuah novel yang bergenre romantic, banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya, bahkan novel ini telah di angkat menjadi sebuah film layar lebar.

Novel ini menggunakan 2 sudut pandang. Sudut pandang Tate di masa kini, dan sudut pandang Miles di Enam tahun yang lalu. Meskipun kedua sudut pandang berbeda, tapi setiap pesan yang terkandung dalam alur milik Miles 6 tahun yang lalu itu ternyata berpengaruh di masa sekarang.

Sobat NOVELOVE pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini NOVELOVE akan memperkenalkan dan memberikan novel Wajah Buruk Cinta, Kami yakin Sobat NOVELOVE pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini.

Novel Romantis Wajah Buruk Cinta Bab 21.1

Bab 21.1 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta 

Miles berdiri di lorong, beberapa langkah dariku. Bahkan mungkin dia berdiri lebih dekat ke pintunya daripada pintuku. Miles menatap kakinya ketika aku membuka pintu, tapi akhirnya menaikkan tatapan ke wajahku. Dia lagi-lagi menyelipkan tangan ke saku jaket, dan tidak mengangkat kepala dengan tegak sempurna. Aku menangkap gestur itu sebagai isyarat tunduk, meskipun kemungkinan besar bukan.

“Mau ikut?”

Suara Miles menerobosku. Membuatku lemas. Lagi-lagi mengubahku menjadi zat cair. Aku mengangguk sambil berjalan ke lorong dan menutup pintu. Aku mengunci pintu dan berbalik menghadap Miles. Dia mengangguk ke arah lift, isyarat bisu yang mengatakan dia akan berjalan di belakangku. Aku mencoba membaca ekspresi di matanya, tapi seharusnya aku sadar itu sia-sia.

Aku berjalan ke lift dan menekan tombol turun, Miles berdiri di sebelahku, tapi kami sama sekali tidak berbicara. Sepertinya lama sekali lift turun ke tempat kami berada. Ketika pintu lift akhirnya terbuka, kami sama-sama mengembuskan napas lega perlahan, tapi begitu kami masuk dan pintu menutup, lagi-lagi kami tidak bisa bernapas.

Aku bisa merasakan Miles mengamatiku, tapi aku tidak menatapnya, Aku tidak bisa.

Aku merasa tolol. Aku merasa ingin menangis lagi. Sekarang setelah aku berada di sini tanpa tahu tujuan kami, aku merasa seperti orang bodoh karena membiarkan Miles membawaku sejauh ini.

“Aku menyesal.” Suara Miles lemah, tapi yang mengherankan, juga terdengar tulus.

Aku masih tidak menatapnya. Aku bahkan tidak menanggapi.

Miles maju tiga langkah melintasi lift, setelah itu mengulurkan tangan ke sebelahku dan menekan tombol berhenti darurat. Jemarinya terus menekan tombol itu sambil mengamatiku, tapi aku terus menatap ke bawah. Wajahku sejajar dada Miles, tapi rahangku tegang, dan aku takkan mendongak untuk menatapnya.

Takkan.

“Tate, aku menyesal,” ulang Miles. Dia belum menyentuhku, tapi aku lagi-lagi merasa dia menerobos, menyusupiku. Dia berdiri begitu dekat denganku hingga aku bisa merasakan napasnya, merasakan kehadirannya, merasakan sebesar apa penyesalannya. Miles tak pernah menjanjikan apa pun selain s3ks, dan itu yang dia berikan padaku.

Tidak kurang dan, sudah pasti, tidak lebih.

“Aku menyesal,” ulang Miles sekali lagi. “Kau tidak layak diperlakukan seperti itu.”

Kali ini Miles menyentuh daguku, menaikkan wajahku supaya menatap matanya. Rasa sentuhan jemari Miles di kulitku membuat rahangku semakin menegang. Aku mengerahkan segenap usaha untuk mempertahankan perisaiku, karena aku kesulitan menahan air mata.

Sesuatu yang kulihat di mata Miles ketika dia menciumku di pintu apartemennya Kamis malam itu muncul lagi. Sesuatu yang tidak terungkapkan meskipun dia berharap bisa mengatakannya, tapi yang keluar dari bibirnya hanya permintaan maaf.

Miles meringis seolah fisiknya kesakitan, dan dia menempelkan dahinya ke dahiku. “Aku menyesal.”

Miles menempelkan telapak tangan ke dinding lift dan bersandar padaku hingga dada kami bertemu. Tanganku menggelantung di sisi tubuh, dan aku memejamkan mata. Meskipun saat ini aku sangat ingin menangis, aku menolak menangis di depan Miles. Aku masih tidak tahu pasti untuk apa Miles meminta maaf, tapi itu tidak penting, karena bagiku terdengar seolah Miles meminta maaf untuk segalanya. Karena memulai sesuatu denganku, yang kami tahu takkan berakhir dengan indah. Karena tidak bisa berterus terang tentang masa lalunya. Karena tidak bisa berterus terang tentang masa depannya. Karena membuatku hancur ketika dia masuk kamar dan membanting pintu.

Satu tangan Miles menangkup sisi kepalaku, lalu dia menarikku ke arahnya. Tangan satu lagi turun ke punggungku, meremasku sambil menekan pipi ke puncak kepalaku. “Aku tidak tahu apa namanya ini, Tate, Tapi, sumpah, aku tidak bermaksud menyakitimu. Aku sendiri tidak tahu apa yang kulakukan.”

Permintaan maaf yang tersirat dalam pengakuan Miles saja sudah cukup membuatku ingin balas memeluknya. Aku mengangkat tangan dan mencengkeram lengan kausnya, menempelkan wajahku di dadanya. Kami berdiri seperti ini selama beberapa menit, sama-sama kebingungan. Sama-sama merasa ini sesuatu yang baru Dan kebingungan.

Akhirnya Miles melepasku dan menekan tombol untuk mengantar kami ke lantai dasar. Aku belum berbicara sepatah kata pun, karena aku tidak yakin kata-kata apa yang harus kugunakan.........(Bersambung)

Penutup

Bagaimana? apakah sobat NOVELOVE tertarik dengan kelanjutan ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab selanjut nya yaitu Bab 21.2 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta

Posting Komentar untuk "Bab 21.1 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta "