Bab 23 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta
Novel berjudul Wajah Buruk Cinta adalah sebuah novel yang bergenre romantic, banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya, bahkan novel ini telah di angkat menjadi sebuah
film layar lebar.
Novel ini menggunakan 2 sudut pandang. Sudut pandang Tate di
masa kini, dan sudut pandang Miles di Enam tahun yang lalu. Meskipun kedua
sudut pandang berbeda, tapi setiap pesan yang terkandung dalam alur milik Miles
6 tahun yang lalu itu ternyata berpengaruh di masa sekarang.
Sobat NOVELOVE pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada
kali ini NOVELOVE akan memperkenalkan dan memberikan novel Wajah Buruk Cinta,
Kami yakin Sobat NOVELOVE pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak
bersama novel berikut ini.
Novel Romantis Wajah Buruk Cinta Bab 23
Bab 23 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta |
DUA PULUH TIGA
TATE
Aku sangat merindukanmu, Miles.
Pemikiran seperti itu yang menjadi alasan aku menenggelamkan
kesedihanku pada cokelat. Sudah tiga minggu berlalu sejak Miles mengantarku
pulang. Sudah tiga minggu berlalu sejak terakhir kali aku bertemu Miles. Natal
datang, lalu pergi, tapi aku tidak menyadarinya karena aku bekerja saat Natal.
Dua kali Kamis malam Miles tidak muncul untuk menonton pertandingan. Tahun Baru
juga tiba, lalu pergi. Semester baru kuliah dimulai.
Dan Tate masih merindukan Miles.
Aku mengambil cokelat keping dan susu cokelatku, lalu berjalan
ke dapur untuk menyembunyikannya dari orang yang mengetuk pintu apartemen. Aku
tahu yang datang bukan Miles, karena yang mengetuk Chad dan Tarryn. Hanya
mereka temanku di kota ini, mengingat kesibukanku tinggi, dan mereka temanku
satu-satunya karena kami tergabung dalam satu kelompok belajar.
Itu sebabnya mereka mengetuk pintu apartemenku sekarang. Aku
membuka pintu, Chad berdiri di luar tanpa Tarryn.
“Mana Tarryn?”
“Dia ditelepon untuk menggantikan giliran seseorang,” sahut
Chad. “Dia tidak bisa datang malam ini.”
Aku melebarkan pintu untuk mempersilakan Chad masuk. Begitu
Chad melewati ambang pintu, di seberang lorong Miles membuka pintu
apartemennya. Dia mematung ketika tatapan kami bertemu.
Tatapan Miles menyanderaku beberapa detik hingga tatapannya
bergeser ke atas bahuku dan mendarat pada Chad.
Aku menatap sekilas pada Chad, yang menatapku sambil
melengkungkan alis. Dia pasti tahu terjadi sesuatu, jadi dengan sikap hormat
dia masuk ke apartemenku. “Aku akan menunggu di kamarmu, Tate.”
Chad sungguh baik hati... menawariku privasi dengan laki-
laki di seberang lorong. Tetapi, mengumumkan dia akan menunggu di kamarku
mungkin bukan pertunjukan rasa hormat yang ingin disaksikan Miles, karena dia
mundur dan masuk lagi ke apartemennya.
Tatapan Miles turun ke lantai sesaat sebelum dia menutup
pintu. Ekspresi di wajah Miles mengirim tusukan rasa bersalah langsung ke
perutku. Aku harus mengingatkan diri bahwa ini pilihan Miles. Aku tidak perlu
merasa bersalah, sekalipun dia keliru menafsirkan situasi yang terjadi ketika
membuka pintu.
Aku menutup pintu depan dan menyusul Chad di kamarku.
Monolog yang berusaha kubangun dalam hatiku tidak berhasil menghalau perasaan
bersalahku. Aku duduk di ranjang, Chad duduk di kursi.
“Tadi itu aneh,” katanya sambil mengamatiku. “Sekarang aku
agak takut meninggalkan apartemenmu.”
Aku menggeleng-geleng. “Tidak usah khawatir tentang Miles. Dia
punya masalah, tapi masalahnya bukan lagi masalahku.” Chad mengangguk dan tidak
bertanya lebih jauh.
Dia membuka buku panduan belajar dan meletakkannya di
pangkuan sambil mengangkat kaki ke ranjang.
“Tarryn sudah membuat catatan untuk bab dua, jadi jika kau
bersedia membuat catatan untuk bab tiga, aku akan menggarap bab empat.”
“Sepakat,” sambutku.
Aku beringsut untuk bersandar ke bantal dan menghabiskan
sejam berikutnya menyiapkan catatan un- tuk bab tiga, tapi aku tidak tahu
bagaimana aku bisa berkonsentrasi, karena yang bisa kupikirkan hanya ekspresi
yang melintas di wajah Miles sebelum menutup pintu. Aku yakin dia sakit hati.
Kurasa itu membuat kedudukan kami seri.
Setelah Chad dan aku bertukar catatan dan jawaban pertanyaan
pada akhir setiap bab, aku membuat salinan jawaban dengan printer. Aku sadar
tiga orang mengeroyok tugas sebanyak tiga bab lalu berbagi jawaban adalah
curang, tapi siapa peduli? Aku tidak pernah menyatakan diriku sempurna.
Setelah tugas kami selesai, aku mengantar Chad keluar. Aku
tahu dia sedikit gugup setelah melihat ekspresi Miles tadi, jadi aku menunggu
hingga dia masuk lift sebelum menutup pintu apartemen. Jujur saja, aku juga
merasa gugup untuk Chad.
Aku berjalan ke dapur dan mulai mengambil makanan sisa
kemarin. Tidak ada gunanya memasak, karena Corbin baru pulang larut malam
nanti. Sebelum aku selesai menuangkan makanan ke piring, terdengar pintu depan
dibuka sambil diketuk.
Hanya Miles yang membuka pintu sambil mengetuk.
Tenanglah.
Tenanglah, tenanglah, tenanglah. Tenanglah, Tate!
“Siapa itu tadi?” tanya Miles dari belakangku.
Aku tidak berbalik. Aku terus menyiapkan makananku seolah
kehadiran Miles di sini setelah beberapa minggu tanpa kabar tidak membuat
batinku dipenuhi badai emosi. Kemarahan menjadi emosi paling mencolok.
“Dia sekelas denganku,” sahutku. “Kami belajar.”
Aku bisa merasakan ketegangan Miles bergulir meninggalkannya,
padahal aku tidak menghadapnya.“Selama tiga jam?”
Aku berbalik dengan cepat menghadap Miles, tapi jeritan yang
ingin kuteriakkan tersangkut di tenggorokanku ketika me…………(Bersambung)
Penutup
Bagaimana? apakah sobat NOVELOVE tertarik dengan kelanjutan
ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab
selanjut nya yaitu Bab 23.1 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta
Posting Komentar untuk "Bab 23 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta "