Bab 23.1 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta
Novel berjudul Wajah Buruk Cinta adalah sebuah novel yang bergenre romantic, banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya, bahkan novel ini telah di angkat menjadi sebuah
film layar lebar.
Novel ini menggunakan 2 sudut pandang. Sudut pandang Tate di
masa kini, dan sudut pandang Miles di Enam tahun yang lalu. Meskipun kedua
sudut pandang berbeda, tapi setiap pesan yang terkandung dalam alur milik Miles
6 tahun yang lalu itu ternyata berpengaruh di masa sekarang.
Sobat NOVELOVE pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada
kali ini NOVELOVE akan memperkenalkan dan memberikan novel Wajah Buruk Cinta,
Kami yakin Sobat NOVELOVE pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak
bersama novel berikut ini.
Novel Romantis Wajah Buruk Cinta Bab 23.1
Bab 23.1 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta |
Aku bisa merasakan ketegangan Miles bergulir meninggalkannya,
padahal aku tidak menghadapnya.“Selama tiga jam?”
Aku berbalik dengan cepat menghadap Miles, tapi jeritan yang
ingin kuteriakkan tersangkut di tenggorokanku ketika melihat Miles. Dia berdiri
di pintu dapur, mencengkeram bingkai pintu di atas kepalanya. Aku tahu dia
tidak bertugas beberapa hari ini, karena bayangan tipis janggut pendek melapisi
rahangnya. Miles tidak memakai alas kaki, kausnya terangkat karena tangan yang
terangkat, memperlihatkan area V itu.
Mula-mula aku menatap Miles dengan tajam.
Setelah itu aku berteriak padanya.
“Jika aku ingin tidur bersama laki-laki di kamarku sampai
tiga jam, itu bagus untukku! Kau tidak punya hak menyatakan pendapat tentang
kejadian dalam hidupku. Kau berengsek, kau punya masalah serius, dan aku tidak
mau lagi menjadi bagian dari masalahmu.”
Aku berdusta. Aku sungguh ingin menjadi bagian dari masalah
Miles. Aku ingin membenamkan diriku dalam masalah Miles dan menjadi masalahnya,
tapi aku harus menjadi perempuan mandiri keras kepala yang takkan menjadi lemah
hanya karena menyukai seorang laki-laki.
Miles menyipit, napasnya berubah kuat dan cepat. Dia menurunkan
tangan dan berjalan cepat ke arahku, memegang wajahku, memaksaku menatapnya.
Tatapan Miles liar, dan mengetahui dia ketakutan karena aku
melanjutkan hidup rasanya sungguh membahagiakan. Miles menunggu beberapa detik
sebelum berbicara, tatapannya merayapi wajahku. Ibu jarinya mengusap ringan
tulang pipiku, tangannya terasa protektif dan menyenangkan, dan aku benci
karena saat ini aku menginginkan tangannya menyentuh sekujur tubuhku. Aku tidak
suka diriku yang diubah oleh Miles.
“Apa kau tidur dengannya?” tanya Miles, akhirnya tatapannya
terpaku ke mataku saat mencari kebenaran.
Bukan urusanmu, Miles. “Tidak,” sahutku.
“Apa kau menciumnya?”
Itu juga bukan urusanmu, Miles.“Tidak.”
Miles memejamkan mata dan mendesah lega. Dia menurunkan
tangan ke konter di kiri dan kanan tubuhku, lalu menurunkan dahi ke bahuku.
Miles tidak mengajukan pertanyaan lain.
Dia terluka, tapi aku tidak tahu harus berbuat apa untuk
mengobatinya. Hanya Miles yang bisa mengubah keadaan di antara kami, dan sejauh
yang kutahu, dia belum ingin melakukannya.
“Tate,” panggil Miles dalam bisikan yang menyiratkan kepedihan.
Wajahnya bergeser ke leherku, dan satu tangannya mencengkeram pinggangku.
“Berengsek, Tate.” Tangannya satu lagi pindah ke belakang kepalaku ketika
bibirnya menempel di kulit leherku. “Apa yang sudah kulakukan?” bisiknya. “Apa
yang sudah kulakukan?”
Aku memejamkan mata rapat-rapat, karena kebingungan dan
kepedihan dalam suaranya tidak tertanggungkan. Aku menggeleng. Aku menggeleng
karena tidak tahu cara menjawab pertanyaan yang aku sendiri tidak tahu artinya.
Aku menggeleng juga karena tidak tahu bagaimana cara mendorong Miles dariku.
Bibir Miles menyentuh titik di bawah telingaku, membuatku ingin
menarik Miles lebih rapat sekaligus mendorongnya sejauh mungkin. Bibir Miles
terus bergerak di kulitku, dan aku merasakan leherku bergerak miring supaya
Miles mendapatkan lebih banyak tempat untuk dikecup. Jemari Miles melilit
rambutku sambil tangannya menangkup belakang kepalaku supaya aku tidak
bergerak-gerak saat dia menciumku.
“Suruh aku pergi,” kata Miles, suaranya di leherku terdengar
hangat dan memohon. “Kau tidak butuh ini.” Ciuman Miles menaiki leherku, dia
berhenti untuk menghela napas hanya ketika berbicara. “Aku tidak tahu bagaimana
caranya berhenti menginginkanmu. Suruh aku pergi, aku akan pergi.”
Aku tidak bisa menyuruh Miles pergi. Aku menggeleng. “Aku
tidak bisa.”
Aku memalingkan wajah pada Miles bersamaan ciumannya naik ke
bibirku, aku pun mencengkeram kausnya dan menariknya merapat. Aku sepenuhnya
sadar apa yang kulakukan pada diriku. Aku tahu situasi kami kali ini takkan
berakhir dengan cara yang lebih indah daripada situasi sebelumnya, tapi aku
tetap menginginkannya dengan hasrat sama besar. Kalau tidak lebih besar.
Miles menghentikan aksinya dan menatapku tajam. “Aku tidak
bisa memberimu lebih daripada ini,” bisiknya, seolah memberi peringatan. “Aku
tidak bisa.”
Aku benci Miles mengatakan itu, tapi saat yang sama aku
menghormatinya.
Aku menjawab dengan menarik Miles semakin rapat hingga bibir
kami bertemu. Kami membuka bibir pada waktu yang tepat sama dan saling melumat.
Kami bergerak liar, saling menarik, mengerang, mencengkeram kulit satu sama
lain…….(Bersambung)
Penutup
Bagaimana? apakah sobat NOVELOVE tertarik dengan kelanjutan
ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab
selanjut nya yaitu Bab 23.2 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta
Posting Komentar untuk "Bab 23.1 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta "