Bab 23.4 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta
Novel berjudul Wajah Buruk Cinta adalah sebuah novel yang bergenre romantic, banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya, bahkan novel ini telah di angkat menjadi sebuah
film layar lebar.
Novel ini menggunakan 2 sudut pandang. Sudut pandang Tate di
masa kini, dan sudut pandang Miles di Enam tahun yang lalu. Meskipun kedua
sudut pandang berbeda, tapi setiap pesan yang terkandung dalam alur milik Miles
6 tahun yang lalu itu ternyata berpengaruh di masa sekarang.
Sobat NOVELOVE pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada
kali ini NOVELOVE akan memperkenalkan dan memberikan novel Wajah Buruk Cinta,
Kami yakin Sobat NOVELOVE pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak
bersama novel berikut ini.
Novel Romantis Wajah Buruk Cinta Bab 23.4
Bab 23.4 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta |
Aku masih berdiri di pintu kamarku, menatap Corbin seolah
aku bisa terbang melintasi lorong ini lalu merobohkannya.
Corbin memberiku tatapan menusuk yang sekokoh sikap
berdirinya. “Bukan kau yang menjadi kakak, Tate,” kata Corbin. “Jangan berani
berkata aku tidak boleh marah.” Corbin mundur ke kamarnya dan membanting pintu.
Aku mengerjap cepat, menahan air mata kemarahan karena sikap
Corbin, air mata sakit hati karena sikap Miles, dan air mata malu karena
pilihan egois yang kuputuskan untuk diri sendiri. Aku tidak sudi menangis di
depan mereka berdua.
Aku berjalan ke dapur untuk mengambil blusku, lalu memasukkannya
lewat kepala sambil berjalan ke pintu depan dan melintasi lorong. Aku mengetuk
pintu, Miles membuka dengan segera. Dia menengok ke belakangku seolah menduga
Corbin berdiri di sana, setelah itu menepi untuk mempersilakanku masuk.
“Dia akan melupakan masalah ini,” kataku setelah Miles
membuka pintu.
“Aku tahu,” sahut Miles, pelan. “Tapi takkan sama.” Miles
berjalan ke ruang tamunya dan duduk di sofa, aku menyusul dan duduk di
sebelahnya. Aku tidak memiliki saran apa pun, karena Miles benar. Hubungannya
dengan Corbin kemungkinan besar takkan sama lagi. Aku merasa berengsek karena
menjadi penyebab keretakan pertemanan mereka.
Miles mendesah ketika menarik tanganku ke pangkuannya.
Jemarinya menaut jemariku. “Tate,” panggilnya. “Aku menyesal.” Aku menatap
Miles, tatapannya naik membalas tatapanku.
“Untuk apa?”
Aku tidak tahu mengapa aku berpura-pura tidak tahu apa yang
dia bicarakan. Karena aku tahu pasti dia bicara tentang apa.
“Ketika Corbin
bertanya apakah aku punya rencana mencintaimu,” kata Miles. “Aku menyesal tidak
bisa menjawab ya. Aku hanya tidak ingin membohongi siapa pun dari kalian
berdua.”
Aku menggeleng-geleng. “Kau hanya berkata jujur tentang apa
yang kauinginkan dariku, Miles. Aku tidak bisa marah padamu karena kau berkata
jujur.”
Miles menghela napas panjang sambil berdiri, lalu mondar-mandir
di ruang tamu. Aku tetap duduk di sofa, memperhatikan selagi Miles berusaha
menghimpun pikirannya. Akhirnya dia berhenti dan menautkan jemari di belakang
kepala. “Aku juga tidak berhak bertanya tentang laki-laki yang datang ke
tempatmu. Aku tidak membolehkanmu bertanya tentang aku atau hidupku, jadi aku
tidak berhak bertanya tentang dirimu dan hidupmu.”
Aku tidak berniat membantah logika itu.
“Aku hanya tidak tahu bagaimana harus menyikapi hubungan di
antara kita.” Miles berjalan mendekatiku, dan aku berdiri. Dia memeluk bahuku
dan mendekapku di dadanya. “Aku tidak tahu cara mudah, atau bahkan santun,
untuk mengatakan ini, tapi aku jujur pada Corbin. Aku takkan pernah mencintai
orang lain lagi, karena mencintai tidak sepadan untukku. Tapi selama ini aku
berlaku tidak adil padamu. Aku tahu aku membuatmu bingung, aku juga tahu aku
menyakiti hatimu, dan aku menyesal untuk itu. Aku suka bersamamu, tapi tiap
kali bersamamu, aku takut kau menganggap kebersamaan kita lebih daripada
kesepakatan kita.”
Aku tahu aku seharusnya bereaksi pada semua yang baru
dikatakan Miles, tapi aku masih mencerna kata-katanya. Semua pengakuan Miles
seharusnya menjadi lampu merah, karena pengakuan itu diperkuat kebenaran
menyakitkan bahwa Miles tidak berencana mencintaiku atau menjalin hubungan
khusus denganku, sayang lampu merah itu tidak menyala terang.
Justru lampu hijau yang menyala.
“Apakah secara khusus kau tidak ingin mencintaiku, atau secara
umum kau tidak ingin merasakan cinta?”
Miles menjauhkanku dari dadanya supaya bisa menatapku ketika
menjawab pertanyaanku. “Cinta secara umum yang tidak kuinginkan, Tate. Tidak
pernah. Dirimulah yang secara khusus... kuinginkan.”
Aku jatuh cinta, berhenti jatuh cinta, lalu jatuh cinta lagi
dengan jawaban itu.
Aku payah. Semua yang dikatakan Miles seharusnya membuatku
berlari menjauhinya, nyatanya, kata-kata itu membuatku ingin memeluk Miles dan
memberikan padanya semua yang tersedia dia ambil dariku. Aku membohongi Miles,
membohongi diriku sendiri, dan sikapku tidak mendatangkan kebaikan bagi siapa
pun dari kami, tapi aku tidak bisa mencegah kata-kata yang keluar dari bibirku.
“Aku bisa menghadapi ini asalkan semua tetap sederhana,”
kataku. “Ingat sikap berengsekmu beberapa minggu lalu ketika kau pergi begitu
saja dan membanting pintu? Itu tidak membuat keadaan menjadi sederhana, Miles,
melainkan rumit.”
Miles mengangguk, sambil merenungkan kata-kataku. “Sederhana,”
ulangnya, seperti menggulir kata itu di dalam mulutnya. “Jika kau bisa
menyikapinya dengan sederhana, aku juga bisa.”
“Bagus,” sahutku. “Dan jika situasinya menjadi terlalu berat
untuk salah satu dari kita, kita akhiri hubungan ini selamanya.”
“Aku tidak khawatir situasinya akan menjadi terlalu sulit untukku,”
kata Miles, “melainkan untukmu.”………(Bersambung)
Penutup
Bagaimana? apakah sobat NOVELOVE tertarik dengan kelanjutan
ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab
selanjut nya yaitu Bab 23.5 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta
Posting Komentar untuk "Bab 23.4 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta "