Bab 23.5 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta
Novel berjudul Wajah Buruk Cinta adalah sebuah novel yang bergenre romantic, banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya, bahkan novel ini telah di angkat menjadi sebuah
film layar lebar.
Novel ini menggunakan 2 sudut pandang. Sudut pandang Tate di
masa kini, dan sudut pandang Miles di Enam tahun yang lalu. Meskipun kedua
sudut pandang berbeda, tapi setiap pesan yang terkandung dalam alur milik Miles
6 tahun yang lalu itu ternyata berpengaruh di masa sekarang.
Sobat NOVELOVE pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada
kali ini NOVELOVE akan memperkenalkan dan memberikan novel Wajah Buruk Cinta,
Kami yakin Sobat NOVELOVE pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak
bersama novel berikut ini.
Novel Romantis Wajah Buruk Cinta Bab 23.5
“Bagus,” sahutku. “Dan jika situasinya menjadi terlalu berat
untuk salah satu dari kita, kita akhiri hubungan ini selamanya.”
“Aku tidak khawatir situasinya akan menjadi terlalu sulit untukku,”
kata Miles, “melainkan untukmu.”
Aku juga
mengkhawatirkan diriku, Miles. Tetapi, keinginanku untuk bersamamu, saat ini
dan di tempat ini, jauh melebihi kepedulianku tentang bagaimana dampak hubungan
ini bagiku pada akhirnya nanti.
Ketika berpikir seperti itu, tiba-tiba aku tahu apa aturan
yang ingin kuajukan. Selama ini Miles menetapkan batasan-batasan, melindungi
dirinya dari kerapuhan yang aku diharapkan memakluminya.
“Kurasa sekarang aku tahu aturan apa yang ingin kuajukan,”
kataku. Miles menatapku sambil menaikkan alis, menunggu kelanjutan kata-kataku.
“Jangan memberiku harapan palsu tentang masa depan,” lanjutku. “Terutama jika
di lubuk hatimu kau tahu kita takkan pernah memiliki masa depan.”
Sikap tubuh Miles tiba-tiba berubah kaku. “Apa aku pernah
melakukan itu?” ia bertanya dengan ekspresi prihatin tidak dibuat-buat. “Apakah
sebelum ini aku pernah memberimu harapan palsu?”
Ya. Kira-kira tiga puluh menit lalu, ketika kau menatap langsung
ke mataku selama kau berada di dalamku.
“Tidak,” aku cepat-cepat menyahut. “Pastikan saja kau tidak melakukan
atau mengatakan sesuatu yang membuatku berpikir sebaliknya. Asalkan kita sama-sama
menganggap hubungan ini seperti apa adanya, menurutku semua akan baik-baik
saja.”
Miles menatapku dengan bibir membisu selama beberapa saat,
mencermatiku. Mengevaluasi kata-kataku. “Aku tidak bisa memastikan apakah kau
terlalu dewasa untuk usiamu, atau kau tipe yang gemar berangan-angan.”
Aku mengedikkan bahu, menahan angan-anganku jauh di dalam
dadaku. “Perpaduan tidak sehat di antara keduanya, aku yakin begitu.”
Miles menekan bibirnya ke sisi kepala. “Rasanya ini terlalu
kejam untuk dikatakan, tapi aku berjanji takkan memberimu harapan kita akan
bersama, Tate.”
Hatiku mengernyit mendengar kata-kata Miles, tapi wajahku
memaksa tersenyum. “Bagus,” kataku. “Kau memiliki masalah serius yang sedikit
membuatku ketakutan, dan aku jauh lebih memilih jatuh cinta pada laki-laki yang
stabil secara emosional suatu hari nanti.”
Miles tertawa. Mungkin karena dia tahu kemungkinan menemukan
perempuan yang betah menjalani hubungan seperti ini— jika ini bisa disebut
hubungan—sangat kecil. Tetapi, ternyata satu-satunya perempuan yang tidak
keberatan dengan jenis hubungan seperti ini kebetulan tinggal di seberang
apartemennya. Dan dia menyukai perempuan itu.
Kau menyukaiku, Miles Archer.
“Corbin tahu,” kataku sambil mengenyakkan tubuh di kursi
yang sekarang menjadi tempat duduk langgananku di sebelah Cap.
“O-oh,” komentar Cap. “Apakah bocah itu masih hidup?”
Aku mengangguk.
“Untuk saat ini. Tapi aku tidak tahu berapa lama itu bisa bertahan.”
Pintu lobi terbuka, aku memperhatikan Dillon berjalan masuk.
Dia melepas topi dari kepala dan mengibaskan air hujan dari topi sambil
berjalan ke lift.
“Kadang-kadang, aku berharap ’pesawat’ yang kuantar ke atas
mengalami kecelakaan,” kata Cap sambil memperhatikan Dillon.
Aku menebak Cap juga tidak menyukai Dillon. Aku mulai merasa
sedikit tidak enak hati untuk Dillon. Dillon melihat kami berdua sesaat sebelum
dia tiba di lift. Cap bergerak untuk menekan tombol naik, tapi Dillon mendului.
“Aku sanggup memanggil sendiri lift untukku, Pak Tua,” kata Dillon.
Aku samar-samar ingat baru sepuluh detik lalu di pikiranku
sekejap terlintas tentang Dillon dan bagaimana aku merasa kasihan padanya. Aku
menarik kembali pikiran itu.
Dillon menatapku dan mengedip. “Kau sedang apa, Tate?”
“Memandikan gajah,” sahutku dengan wajah tidak memperlihatkan
ekspresi.
Dillon melemparkan tatapan bingung, tidak mengerti jawabanku
yang asal bunyi.
“Jika kau tidak menginginkan jawaban pedas,” kata Cap pada
Dillon, “jangan mengajukan pertanyaan tolol.”
Pintu lift terbuka, dan Dillon memutar bola mata pada kami
berdua sebelum berjalan masuk lift.
Cap menggeser tatapan padaku, dan menyeringai. Dia mengangkat
telapak tangan ke udara, aku tos dengannya………(Bersambung)
Penutup
Bagaimana? apakah sobat NOVELOVE tertarik dengan kelanjutan
ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab
selanjut nya yaitu Bab 24 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta
Posting Komentar untuk "Bab 23.5 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta "