Bab 24 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta
Novel berjudul Wajah Buruk Cinta adalah sebuah novel yang bergenre romantic, banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya, bahkan novel ini telah di angkat menjadi sebuah
film layar lebar.
Novel ini menggunakan 2 sudut pandang. Sudut pandang Tate di
masa kini, dan sudut pandang Miles di Enam tahun yang lalu. Meskipun kedua
sudut pandang berbeda, tapi setiap pesan yang terkandung dalam alur milik Miles
6 tahun yang lalu itu ternyata berpengaruh di masa sekarang.
Sobat NOVELOVE pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada
kali ini NOVELOVE akan memperkenalkan dan memberikan novel Wajah Buruk Cinta,
Kami yakin Sobat NOVELOVE pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak
bersama novel berikut ini.
Novel Romantis Wajah Buruk Cinta Bab 24
Bab 24 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta |
DUA PULUH EMPAT
MILES
Enam tahun sebelumnya
“Kenapa semuanya kuning?”
Ayahku berdiri di pintu kamar Rachel, memandangi beberapa
benda yang kami kumpulkan selama beberapa bulan setelah dia tahu tentang
kehamilan Rachel. “Jadi kelihatan seperti ada Big Bird muntah di sini.”
Rachel tertawa. Dia berdiri menghadap cermin kamar mandi,
memberikan sentuhan akhir pada riasan wajahnya. Aku sejak tadi berbaring di
ranjangnya, memperhatikan.
“Kami tidak ingin tahu bayi ini laki-laki atau perempuan,
jadi kami membeli benda-benda berwarna netral yang bisa untuk laki-laki ataupun
perempuan.”
Rachel menjawab pertanyaan ayahku seolah kehamilannya ini
hanya satu dari sekian banyak kehamilan, padahal kami sama-sama tahu itu yang
pertama. Dad tidak bertanya tentang kehamilan Rachel. Dad tidak bertanya
tentang rencana kami.
Biasanya Dad meninggalkan kamar jika Rachel dan aku membahas
masalah kehamilan.
Lisa tidak jauh berbeda. Masa kecewa atau bersedihnya belum
berlalu, jadi kami tidak mendesak. Semua butuh waktu, jadi Rachel dan aku
memberi mereka waktu.
Saat ini, Rachel hanya memiliki aku untuk membicarakan
tentang bayinya, aku juga hanya memiliki dia, dan meskipun itu kelihatannya
terlalu sedikit, sudah lebih dari cukup untuk kami berdua.
“Upacaranya berapa lama?” Dad bertanya padaku. “Tidak lebih
daripada dua jam,” sahutku.
Dad berkata sebaiknya kami berangkat.
Aku menjawab, begitu Rachel siap, kami bisa berangkat.
Kata Rachel, dia siap. Kami pun berangkat.
“Selamat,” kataku pada Rachel. “Selamat,” kata Rachel
padaku.
Kami lulus tiga jam yang lalu. Sekarang kami berbaring di
ranjangku, memikirkan langkah kami selanjutnya. Atau setidaknya aku yang
memikirkan langkah kami selanjutnya.
“Ayo kita tinggal bersama,” kataku pada Rachel.
Rachel tertawa. “Bisa dibilang kita sudah tinggal bersama,
Miles,” katanya terus terang.
Aku menggeleng. “Kau mengerti maksudku. Aku tahu kita sudah
punya rencana untuk setelah kita kuliah Agustus nanti, tapi kurasa kita harus
melakukannya sekarang.”
Rachel menopang tubuh dengan siku dan menatapku, mungkin dia
mencoba membaca ekspresiku untuk mencari tahu apakah aku serius.
“Bagaimana caranya? Kita akan ke mana?”
Aku mengulurkan tangan ke nakas dan membuka laci paling
atas. Aku mengeluarkan surat dan menyerahkannya pada Rachel.
Rachel membacakan surat itu keras-keras.
Mr. Archer yang terhormat,
Rachel menatapku, matanya melebar.
Selamat atas pendaftaran yang Anda lakukan pada musim panas.
Kami dengan senang hati memberitahu, surat lamaran Anda tentang permohonan
fasilitas tempat tinggal keluarga di lingkungan kampus telah diproses dan
disetujui.
Rachel tersenyum.
Terlampir bersama surat ini amplop pengembalian dan formulir
terakhir yang harus dikembalikan pada tanggal yang tertera di stempel pos.
Rachel melirik amplop yang dimaksud dan cepat-cepat membalik
formulir terlampir. Dia kembali menaruh kertas pemberitahuan di atas.
Kami menantikan formulir yang diisi lengkap. Nomor kontak
informasi kami tertera di bawah surat ini seandainya Anda punya pertanyaan.
Dengan hormat,
Paige Donahue, staf pendaftaran
Rachel menutupi senyumnya dengan tangan dan melemparkan
surat itu ke samping, lalu mencondongkan tubuh untuk memelukku.
“Kita bisa pindah sekarang?”
Aku suka mendengar kegembiraan yang terpancar jelas dalam
suara Rachel. Aku menjawab ya. Rachel pun lega. Dia dan aku tahu betapa
canggungnya beberapa minggu mendatang jika kami tinggal serumah dengan orangtua
kami.
“Apa kau sudah bertanya pada ayahmu?”
Aku menjawab ternyata dia lupa sekarang kami manusia dewasa.
Kami tidak perlu lagi meminta izin. Kami hanya perlu memberitahu.
Kata Rachel, dia ingin memberitahu mereka sekarang juga. Aku
memegang tangan Rachel, lalu kami berjalan bersama ke ruang tamu dan
memberitahu orangtua kami bahwa kami akan pindah dari rumah ini.
Berdua………….(Bersambung)
Penutup
Bagaimana? apakah sobat NOVELOVE tertarik dengan kelanjutan
ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab
selanjut nya yaitu Bab 25 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta
Posting Komentar untuk "Bab 24 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta "