Bab 27.3 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta
Novel berjudul Wajah Buruk Cinta adalah sebuah novel yang bergenre romantic, banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya, bahkan novel ini telah di angkat menjadi sebuah
film layar lebar.
Novel ini menggunakan 2 sudut pandang. Sudut pandang Tate di
masa kini, dan sudut pandang Miles di Enam tahun yang lalu. Meskipun kedua
sudut pandang berbeda, tapi setiap pesan yang terkandung dalam alur milik Miles
6 tahun yang lalu itu ternyata berpengaruh di masa sekarang.
Sobat NOVELOVE pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada
kali ini NOVELOVE akan memperkenalkan dan memberikan novel Wajah Buruk Cinta,
Kami yakin Sobat NOVELOVE pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak
bersama novel berikut ini.
Novel Romantis Wajah Buruk Cinta Bab 27.3
Bab 27.3 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta |
“Kau membuat celana dalamku menyelip,” kataku sambil
tertawa.
Miles mengembuskan napas frustrasi. “Selalu lebih sexy jika
melihat orang melakukannya di TV.”
Aku mengatur ulang posisi tubuhku dan duduk lebih tegak.
“Coba lagi,” aku menyemangati. “Kau bisa melakukannya, Miles.”
Miles memegang sisi kiri celanaku dan menariknya kuat-kuat.
“Aduh!” teriakku, sambil ikut bergeser ke arah tarikan Miles untuk mengurangi
rasa sakit akibat karet celana yang mengiris sisi kanan pinggulku.
Miles tertawa lagi dan menjatuhkan wajah ke leherku. “Maaf,”
katanya. “Punya gunting?”
Aku meringis membayangkan Miles mendatangiku sambil membawa
gunting. Aku beringsut turun dari pangkuannya dan berdiri, lalu menurunkan
celanaku dan menendangnya jauh-jauh dariku.
“Menontonmu melakukan itu sungguh sepadan dengan kegagalanku
melakukan hal sexy,” kata Miles.
Aku tersenyum. “Kegagalanmu melakukan hal seksi justru menjadikanmu
sexy.”
Komentarku lagi-lagi membuat Miles tertawa. Aku berjalan ke
arahnya dan kembali naik ke pangkuannya. Miles mengatur posisiku supaya kakiku
mengapitnya. “Kegagalanku menjadi sesuatu yang membangkitkan gairahmu?”
tanyanya dengan nada menggoda.
“Oh, yeah,” gumamku. “Sangat menggairahkan.”
Tangan Miles kembali menjelajahi punggungku dan menuruni
tanganku. “Kalau begitu, kau pasti suka diriku yang berusia tiga belas hingga
enam belas tahun,” kata Miles. “Selama rentang usia itu aku gagal kurang-lebih
dalam segala bidang. Terutama football.”
Aku tersenyum lebar. “Karena kita sudah mengobrol, ceritakan
lebih banyak.”
“Bisbol,” kata Miles, sesaat sebelum bibirnya menekan
leherku. Ciumannya naik ke telingaku. “Dan satu semester geografi dunia.”
“Berengsek.” Aku mengerang. “Nah, itu baru hot.”
Bibir Miles pindah ke bibirku dan dia merapatkanku untuk
menjatuhkan ciuman lembut. Bibirnya hampir tidak menyentuh bibirku. “Aku juga
gagal berciuman. Gagal dengan mengerikan. Aku pernah hampir membuat seorang
gadis tersedak dengan lidahku.”
Aku tertawa.
“Kau ingin aku memperlihatkannya padamu?”
Begitu aku mengangguk, Miles mengatur ulang posisi kami di
sofa hingga aku telentang dan dia di atasku. “Buka mulutmu.” Aku menurut. Miles
menurunkan bibirnya ke bibirku dan memasukkan lidahnya, memberiku ciuman yang
kemungkinan besar ciuman paling payah yang pernah kuterima. Aku mendorong dada
Miles, berusaha menyingkirkan lidah Miles dari mulutku, tapi dia tidak
bergerak. Aku memalingkan wajah ke kiri, dan Miles mulai menjilat pipiku,
membuat tawaku semakin
keras.
“Astaga, ini mengerikan, Miles!”
Miles menjauhkan bibir, lalu menindihku. “Tapi aku sudah
semakin mahir.”
Aku mengangguk. “Itu fakta,” sambutku, menyetujui dengan
sepenuh hati.
Kami sama-sama tersenyum. Ekspresi santai di wajah Miles
memenuhi hatiku dengan begitu banyak emosi sehingga aku bahkan tidak bisa
menggolongkannya sebagai apa. Aku bahagia karena kami bersenang-senang. Aku
sedih karena kami bersenang-senang. Aku marah karena kami bersenang-senang, dan
itu membuatku menginginkan ini lebih banyak lagi. Menginginkan lebih banyak
dari diri Miles.
Kami bertatapan tanpa berkata sepatah pun, hingga Miles
perlahan menurunkan kepala, menekan bibirku dengan ciuman panjang. Dia mulai
menjatuhkan kecupan lembut di seluruh bagian bibirku hingga ciumannya semakin
lama dan semakin mendalam. Akhirnya lidah Miles membuka bibirku, dan acara
bercanda selesai.
Sekarang acara serius, seiring ciuman kami yang semakin tergesa
dan pakaian Miles bergabung dengan pakaianku di lantai, sehelai demi sehelai.
“Sofa atau ranjangmu?” bisik Miles. “Dua-duanya,” sahutku.
Miles menyetujui.
Aku tertidur di ranjangku.
Di sebelah Miles.
Sebelum ini tak seorang pun dari kami tertidur sehabis ber-…….(Bersambung)
Penutup
Bagaimana? apakah sobat NOVELOVE tertarik dengan kelanjutan
ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab
selanjut nya yaitu Bab 27.4 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta
Posting Komentar untuk "Bab 27.3 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta "