Bab 3.2 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta
Novel berjudul Wajah Buruk Cinta adalah sebuah novel yang bergenre romantic, banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya, bahkan novel ini telah di angkat menjadi sebuah
film layar lebar.
Novel ini menggunakan 2 sudut pandang. Sudut pandang Tate di
masa kini, dan sudut pandang Miles di Enam tahun yang lalu. Meskipun kedua
sudut pandang berbeda, tapi setiap pesan yang terkandung dalam alur milik Miles
6 tahun yang lalu itu ternyata berpengaruh di masa sekarang.
Sobat NOVELOVE pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada
kali ini NOVELOVE akan memperkenalkan dan memberikan novel Wajah Buruk Cinta,
Kami yakin Sobat NOVELOVE pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak
bersama novel berikut ini.
Novel Romantis Wajah Buruk Cinta Bab 3.2
Aku mendengar pintu apartemen terbuka bersamaan dengan lift,
tapi tidak menoleh untuk melihat orang itu keluar dari pintu. Aku masuk lift,
sementara Corbin menahan pintunya untuk menunggu Miles, Begitu Miles muncul di
depan mata, aku kalah perang.
Perang yang bahkan tidak kutahu keterlibatanku di dalamnya.
Yang seperti ini jarang terjadi, tapi ketika merasa seorang laki-laki menarik,
akan lebih baik jika ketertarikanku tumbuh terhadap orang yang memang aku
inginkan.
Miles bukan laki-laki yang kuinginkan bagi perasaan ini
untuk tumbuh. Aku tidak ingin tertarik pada laki-laki yang minum-minum hingga
lupa diri, menangis karena perempuan lain, bahkan tidak ingat apakah dia tidur
dengan perempuan itu kemarin malam. Tetapi, sulit untuk tidak menyadari kehadiran
Miles ketika kehadirannya menjadi segalanya.
“Seharusnya bisa hanya dua kali bolak-balik,” kata Corbin
pada Miles sambil menekan tombol menuju lantai dasar.
Miles menatapku, dan aku tidak bisa menebak sikapnya, karena
dia kelihatan masih marah. Aku balas menatapnya tajam, karena setampan apa pun
Miles terlihat dengan sikap seperti itu, aku masih menunggu ucapan terima kasih
yang tidak pernah kuterima.
“Hai,” kata Miles akhirnya. Dia maju dan mengabaikan etika
tidak tertulis di lift dengan mendatangiku hingga terlalu dekat dan mengulurkan
tangan.
“Miles Archer. Aku tinggal di seberang apartemen kalian.”
Dan aku pun bingung.
“Kupikir kita sudah memastikan itu,” sahutku sambil
menurunkan tatapan ke tangannya yang terulur.
“Kita mulai lagi dari awal,” kata Miles sambil melengkungkan
satu alis. “Berkenalan dengan cara yang lebih baik?”
Ah. Benar. Aku yang bilang begitu padanya.
Kusambut uluran tangan Miles dan mengguncangnya. “Tate
Collins. Aku adik Corbin.”
Cara Miles mundur selangkah sambil mempertahankan kon-tak
mata membuatku agak tidak nyaman, karena Corbin berdiri hanya selangkah dariku.
Tetapi, sepertinya Corbin tidak peduli. Dia tidak memedulikan kami berdua
karena asyik berkutat dengan ponselnya.
Miles akhirnya memutuskan kontak mata dan mengeluarkan
ponsel dari saku. Aku memanfaatkan kesempatan itu untuk mengamati mumpung
perhatiannya teralihkan dariku.
Aku menyimpulkan bahwa penampilan Miles benar-benar bertolak
belakang. Seolah ada perdebatan sengit ketika proses penciptaannya dirancang.
Struktur tulangnya yang keras bertolak belakang dengan bentuk bibirnya yang
lembut dan mengundang. Bibir Miles kelihatan tidak berbahaya dan ramah jika
dibanding- kan dengan sosoknya yang keras dan bekas luka tak rata yang
melintang di sepanjang sisi kanan rahangnya.
Rambutnya seolah tidak bisa memutuskan apakah ingin berwarna
cokelat atau pirang, bertekstur ikal atau lurus. Kepribadiannya dengan cepat
berubah-ubah antara mengundang dan acuh tak acuh sehingga terkesan tidak peka,
mengacaukan kemampuanku membedakan panas dari dingin. Sikap tubuh Miles yang
santai bertentangan dengan tatapan galak yang kulihat di matanya. Ketenangannya
pagi ini bertolak belakang dengan sikapnya ketika mabuk kemarin malam. Matanya
seolah tidak bisa memutuskan apakah ingin melihat ponsel atau menatapku, karena
silih berganti menatapku dan ponsel beberapa kali sebelum pintu lift terbuka.
Aku berhenti menatap Miles dan menjadi yang pertama keluar
dari lift. Cap duduk di kursinya, tetap siaga. Dia menatap kami bertiga keluar
dari lift dan menekan kursi dengan dua tangan untuk membantunya bangkit
perlahan hingga berdiri dengan gemetaran. Corbin dan Miles mengangguk pada Cap
sambil meneruskan berjalan.
“Bagaimana malam pertamamu, Tate?” tanya Cap sambil
tersenyum, membuatku berhenti setengah jalan. Aku tidak terkejut Cap tahu
namaku, karena kemarin malam dia bahkan tahu lantai berapa tujuanku.
Aku menatap belakang kepala Miles ketika mereka meneruskan
berjalan tanpaku. “Agak heboh, sebenarnya. Menurutku, kakakku sepertinya
membuat keputusan buruk menentukan siapa teman yang harus dipertahankannya.”
Aku menoleh pada Cap, yang sekarang juga menatap Miles.
Bibir keriputnya mengerut hingga membentuk garis tipis, kemudian dia
menggeleng-geleng samar.
“Ah, bocah itu mungkin tak berdaya,” kata Cap, tanpa
mengacuhkan komentarku.
Aku tidak tahu yang dimaksud Cap dengan “bocah itu” Corbin
atau Miles, tapi aku tidak bertanya. Cap berbalik dariku dan mulai menyeret
langkah ke arah kamar mandi lobi.
“Sepertinya aku baru kencing di celana,” gerutunya.
Aku mengawasi Cap lenyap ke balik pintu kamar mandi, sambil
dalam hati bertanya pada usia berapa seseorang dianggap cukup tua hingga tak
perlu lagi memperhalus kata-katanya. Meskipun Cap tidak kelihatan seperti orang
yang pernah memperhalus kata-katanya. Itu satu hal dari Cap yang agak kusukai.
“Tate, ayo!” seru Corbin dari ujung lobi. Aku menyusul
mereka berdua untuk menunjukkan jalan menuju mobilku.
Ternyata butuh tiga kali naik-turun untuk mengangkat semua
barangku ke atas, bukan dua Dan sepanjang tiga kali naik-turun itu Miles tidak
berbicara sepatah kata pun padaku.............(Bersambung)
Penutup
Bagaimana? apakah sobat NOVELOVE tertarik dengan kelanjutan ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab selanjut nya yaitu Bab 4 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta
Posting Komentar untuk "Bab 3.2 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta"