Bab 8.1 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta
Novel berjudul Wajah Buruk Cinta adalah sebuah novel yang
bergenre romantic, banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini,
novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan
merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya, bahkan novel ini telah di angkat menjadi sebuah
film layar lebar.
Novel ini menggunakan 2 sudut pandang. Sudut pandang Tate di
masa kini, dan sudut pandang Miles di Enam tahun yang lalu. Meskipun kedua
sudut pandang berbeda, tapi setiap pesan yang terkandung dalam alur milik Miles
6 tahun yang lalu itu ternyata berpengaruh di masa sekarang.
Sobat NOVELOVE pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada
kali ini NOVELOVE akan memperkenalkan dan memberikan novel Wajah Buruk Cinta,
Kami yakin Sobat NOVELOVE pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak
bersama novel berikut ini.
Novel Romantis Wajah Buruk Cinta Bab 8.1
Bab 8.1 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta |
Aku berbalik dan mencengkeram konter, membiarkan kepalaku
terkulai di antara bahu. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku tidak ingin
menyukai Rachel, Aku tidak ingin jatuh cinta padamu, Rachel, Aku tidak bodoh.
Aku tahu seperti apa cara kerja nafsu.
Nafsu hanya menginginkan apa yang tidak bisa dimilikinya,
Nafsu menginginkan aku memiliki Rachel, Akal sehat menginginkan Rachel pergi.
Aku memilih akal sehat, dan berbalik untuk menghadap Rachel
lagi.
“Hubungan ini takkan berkembang ke mana pun,” kataku
padanya. “Maksudku, hubungan kita. Akhirnya takkan bagus.”
“Aku tahu,” bisik Rachel.
“Bagaimana cara kita menghentikannya?” tanyaku. Rachel
menatapku, berharap aku menjawab sendiri pertanyaanku.
“Aku tidak bisa.” Kata miles dalam hati.
Hening. Hening. Hening.
KEHENINGAN YANG PEKAT HINGGA MEMEKAKKAN.
Aku ingin menutup telinga dengan tangan, Aku ingin
melindungi hati dengan baju berlapis baja, Aku bahkan tidak mengenalmu, Rachel.
“Aku seharusnya pergi,” kataku.
Rachel menjawab “oke”.
“Tapi tidak bisa,” bisikku.
Rachel menjawab oke. Kami bertatapan lagi, Jika aku menatap
Rachel cukup lama, mungkin aku akan lelah menatapnya.
Aku ingin mencicipi Rachel lagi, Jika aku mencicip Rachel
cukup lama, mungkin aku akan lelah mencicipnya.
Rachel tidak menunggu sentuhanku mencapainya. Dia
menyambutku saat aku bergerak separuh jalan. Aku meraih wajahnya, dia memegang
tanganku, dan perasaan bersalah dalam hati kami bertubrukan ketika bibir kami
beradu. Kami membohongi diri sendiri tentang keadaan sebenarnya. Kami berkata
pada diri sendiri bahwa kami bisa mengatasi ini... padahal tidak bisa.
Kulitku terasa lebih peka ketika Rachel menyentuhnya,
Rambutku terasa lebih indah ketika jemari Rachel menyusup ke dalamnya. Rongga
mulutku terasa lebih menyenangkan ketika lidah Rachel berada di dalamnya.
Betapa aku berharap kami bisa bernapas dengan cara seperti
ini, Hidup seperti ini. Kehidupan pasti terasa lebih baik jika bersama Rachel
seperti ini.
Sekarang punggung Rachel bersandar ke kulkas. Tanganku
menekan pintu kulkas di kiri dan kanan kepalanya. Aku menjauhkan wajah dan
menatap Rachel.
“Banyak sekali yang ingin kutanyakan padamu,” kataku.
Rachel tersenyum. “Kurasa sebaiknya kau segera mulai
bertanya.”
“Kau akan melanjutkan kuliah ke mana?”
“Michigan,” sahut Rachel. “Kau sendiri?”
“Tetap di sini untuk menempuh program diploma. Setelah itu
sahabatku, Ian, dan aku akan mendaftar ke sekolah penerbangan. Aku ingin
menjadi pilot. Kau sendiri, apa cita-citamu?”
“Berbahagia,” sahut Rachel sambil tersenyum.
Jawabannya sempurna. “Kapan ulang tahunmu?” tanyaku lagi.
“Tiga Januari,” sahut Rachel. “Saat itu umurku genap delapan
belas tahun. Kapan ulang tahunmu?”
“Besok,” sahutku. “Besok umurku genap delapan belas tahun.”
Rachel tidak percaya ulang tahunku besok, Aku menunjukkan
kartu identitasku. Dia mengucapkan selamat ulang tahun lebih awal padaku. Lalu
menciumku lagi.
“Apa yang terjadi jika mereka menikah?”
“Mereka takkan pernah merestui hubungan kita, meskipun
mereka tidak menikah.”
Rachel benar. Pasti sulit menjelaskannya pada teman-teman
mereka. Dan sulit menjelaskannya pada seluruh keluarga.
“Lalu apa gunanya
meneruskan hubungan ini jika kita tahu akhirnya takkan indah?” tanyaku.
“Karena kita tidak tahu bagaimana menghentikannya.” Rachel
benar.
“Kau pindah ke Michigan tujuh bulan lagi, sedangkan aku
tetap di San Fransisco sini. Mungkin itu jawaban untuk kita.”
Rachel mengangguk. “Tujuh bulan?”
Aku mengangguk. Aku menyentuh bibirnya dengan jemari, karena
Rachel memiliki bibir yang perlu diberi perhatian, meskipun ketika tidak
dicium.
“Kita lanjutkan selama tujuh bulan ini. Jangan ceritakan
pada siapa pun. Setelah itu...”
Aku terdiam karena tidak tahu cara mengatakan Kita berhenti.
“Setelah itu kita berhenti,” bisik Rachel.
“Setelah itu kita berhenti,” kataku setuju.
Rachel mengangguk, dan aku bisa mendengar hitungan mundur
kami dimulai.
Aku mencium Rachel, dan rasanya semakin indah karena
sekarang kami memiliki rencana.
“Kita bisa mengatasi ini, Rachel.”
Rachel mengangguk setuju. “Kita bisa mengatasi ini, Miles.”
Aku memberikan perhatian yang pantas didapatkan bibir
Rachel, Aku akan mencintaimu selama tujuh bulan, Rachel. …………(bersambung)
Penutup
Bagaimana? apakah sobat NOVELOVE tertarik dengan kelanjutan ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab selanjut nya yaitu Bab 9 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta
Posting Komentar untuk "Bab 8.1 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta"