Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 9.2 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta

Novel berjudul Wajah Buruk Cinta adalah sebuah novel yang bergenre romantic, banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya, bahkan novel ini telah di angkat menjadi sebuah film layar lebar.

Novel ini menggunakan 2 sudut pandang. Sudut pandang Tate di masa kini, dan sudut pandang Miles di Enam tahun yang lalu. Meskipun kedua sudut pandang berbeda, tapi setiap pesan yang terkandung dalam alur milik Miles 6 tahun yang lalu itu ternyata berpengaruh di masa sekarang.

Sobat NOVELOVE pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini NOVELOVE akan memperkenalkan dan memberikan novel Wajah Buruk Cinta, Kami yakin Sobat NOVELOVE pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini.

Novel Romantis Wajah Buruk Cinta Bab 9.2

Bab 9.2 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta 

Tatapan Miles setegas suaranya, juga sekeras logam. Setajam pedang, mengiris tali temali pengikat secuil harapan yang kusimpan untuknya, aku, dan ciuman itu

“Jangan biarkan aku melakukan itu lagi,” kata Miles

Aku ingin Miles melakukannya lagi lebih daripada aku menginginkan makan malam Thanksgiving, tapi tentu saja aku tidak mengatakan itu padanya. Aku tidak sanggup berbicara, karena penyesalan Miles menyumbat kerongkonganku.

Miles membuka pintu kamar mandi, lalu pergi. Aku masih menempel di dinding.

“Apa-Apaan-Dia?” Tate berkata dalam hati.

Aku tidak lagi menempel di dinding kamar mandi, Sekarang aku menempel di kursiku, yang dengan murah hati ditentukan di sebelah Miles saat makan malam.

Miles, yang belum berbicara lagi denganku sejak dia menyebut dirinya, kami, atau ciuman kami sebagai “itu”.

Jangan biarkan aku melakukan itu lagi.

Aku tak bisa menghentikan Miles meskipun aku ingin. Aku sangat menginginkan “itu” sampai aku tidak ingin makan, padahal kemungkinan Miles tidak tahu aku sangat menyukai makan malam Thanksgiving. Itu berarti aku sangat menginginkan “itu”, dan yang kumaksud “itu” bukan piring makanan yang tersaji di depanku. “Itu” yang kumaksud adalah Miles. Aku mencium Miles, Miles menciumku.

Tiba-tiba aku kehausan. Aku mengambil gelas dan menenggak habis airku dalam tiga tegukan besar.

“Apa kau punya kekasih, Miles?” tanya ibuku.

Bagus, Mom. Teruslah mengajukan pertanyaan seperti itu padanya, karena aku terlalu takut menanyakannya.

Miles berdeham. “Tidak, Ma’am.”

Corbin tertawa lirih, dan itu mengacak-acak kabut kekecewaan di dadaku. Rupanya Miles memiliki pandangan sama seperti Corbin tentang hubungan cinta, dan Corbin merasa geli karena ibuku mengasumsikan dia tipe orang yang sanggup berkomitmen.

Tiba-tiba aku merasa efek ciuman kami jauh berkurang.

“Well, bukankah kau calon kekasih yang potensial?” tanya ibuku lagi. “Pilot pesawat, lajang, tampan, sopan.”

Miles tidak menanggapi. Dia hanya tersenyum samar dan menyuap kentang ke mulut. Miles tidak suka membicarakan dirinya, Sayang sekali.

“Miles sudah lama tidak punya pacar, Mom,” kata Corbin, menegaskan kecurigaanku. “Tapi bukan berarti dia tidak punya pasangan.”

Mom menelengkan kepala karena bingung. Aku juga. Miles juga.

“Maksudmu apa?” tanya Mom.

Matanya langsung melebar. “Oh! Maafkan aku. Ini salahku terlalu ingin tahu urusan orang.”

Mom mengucapkan kalimat terakhirnya seolah baru menyadari sesuatu yang hingga detik ini belum kumengerti. Mom meminta maaf pada Miles, Dia jadi malu.

Aku masih bingung.

“Ada yang tidak kumengerti di sini?” tanya ayahku.

Ibuku menunjuk Miles dengan garpu. “Dia g4y, Sayang,” ibuku memberitahu.

Hmm…

“Bukan,” ayahku membantah dengan tegas, sambil menertawakan dugaan ibuku.

Aku menggeleng-geleng. Jangan menggeleng, Tate.

“Miles bukan g4y,” kataku dengan nada defensif, sambil menatap ibuku.

Untuk apa aku mengatakan itu keras-keras?

Sekarang gantian Corbin yang kelihatan bingung. Dia menatap Miles. Sesendok kentang lumat berhenti di udara di depan wajah Miles, dan alisnya terangkat. Dia menatap Corbin.

“Oh, berengsek,” kata Corbin. “Aku tidak tahu itu rahasia, Maaf, Sobat.”

Miles menurunkan sendok berisi kentang lumat ke piringnya, masih sambil menatap Corbin dengan ekspresi bingung. “Aku bukan g4y.”

Corbin mengangguk. Dia mengangkat dua telapak tangan sambil mengucapkan, “Maaf,” tanpa suara, seolah dia tidak bermaksud membocorkan rahasia sepenting itu.

Miles menggeleng-geleng. “Corbin. Aku bukan g4y. Aku tidak pernah menjadi gay, baik dulu maupun mendatang. Kau apa-apaan, man?”

Corbin dan Miles saling menatap tajam, kami bertiga memperhatikan Miles.

“T-tapi,” Corbin terbata-bata. “Katamu... kau pernah berkata padaku...”

Miles meletakkan sendok, lalu membekap mulut dengan ta-ngan, menahan ledakan tawa.

Oh, astaga. Miles. Tertawa.

Tertawa, tertawa, tertawa. Tolong anggap ini hal paling lucu yang pernah terjadi, karena tawamu juga jauh lebih lezat daripada makan malam Thanskgiving.

“Apa yang pernah kukatakan padamu sehingga membuatmu mengira aku gay?”

Corbin bersandar ke kursi. “Aku tak ingat tepatnya, Kurang- lebih kau berkata sudah tiga tahun lebih tidak berhubungan dengan perempuan. Aku hanya berpikir itu caramu memberitahuku bahwa kau gay.”

Sekarang semua orang tertawa. Termasuk aku, Air mata Miles sampai terbit karena tertawa begitu keras, Dan itu indah. Aku merasa tidak enak hati untuk Corbin. Dia agak malu. Tetapi, aku suka Miles menganggap ini lucu. Aku suka kejadian ini tidak membuat Miles malu.

“Tiga tahun?” tanya ayahku, yang masih terpaku pada pemikiran yang juga membuatku terpaku.

“Itu tiga tahun yang lalu,” kata Corbin, yang akhirnya ikut tertawa bersama Miles. “Jadi sekarang mungkin sudah enam tahun.”

Suasana di sekitar meja semakin lama semakin senyap. Nah, yang ini membuat Miles malu, Aku terus memikirkan ciuman kami di kamar mandi dan ba-.……………(Bersambung)

Penutup

Bagaimana? apakah sobat NOVELOVE tertarik dengan kelanjutan ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab selanjut nya yaitu Bab 9.3 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta


Posting Komentar untuk "Bab 9.2 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta"