Bab 9.4 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta
Novel berjudul Wajah Buruk Cinta adalah sebuah novel yang
bergenre romantic, banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini,
novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan
merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya, bahkan novel ini telah di angkat menjadi sebuah
film layar lebar.
Novel ini menggunakan 2 sudut pandang. Sudut pandang Tate di
masa kini, dan sudut pandang Miles di Enam tahun yang lalu. Meskipun kedua
sudut pandang berbeda, tapi setiap pesan yang terkandung dalam alur milik Miles
6 tahun yang lalu itu ternyata berpengaruh di masa sekarang.
Sobat NOVELOVE pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada
kali ini NOVELOVE akan memperkenalkan dan memberikan novel Wajah Buruk Cinta,
Kami yakin Sobat NOVELOVE pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak
bersama novel berikut ini.
Novel Romantis Wajah Buruk Cinta Bab 9.4
Bab 9.4 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta |
“Kalau begitu, mana yang tidak kauinginkan dari dua hal itu,
Miles?” suaraku yang lemah sungguh memalukan. “Cinta atau 53ks?” Tatapan Miles
tidak berubah, tapi bibirnya bergerak, melekuk membentuk senyum yang hampir tak
kelihatan saking samarnya.
“Kurasa kau sudah tahu jawabannya, Tate.”
Wow.
Aku mengembuskan napas tenang, tidak peduli apakah Miles
tahu dampak kata-kata itu padaku. Cara Miles menyebut namaku membuatku gugup
dan bingung seperti yang kurasakan akibat ciumannya. Aku menyilangkan kaki di
lutut, berharap Miles tidak menyadari gestur itu caraku memasang benteng
pertahanan, Tatapan Miles turun ke kakiku, dan kuperhatikan dia menghela napas
lembut.
Enam tahun. Tidak bisa dipercaya.
Aku ikut menurunkan tatapan ke kakiku. Aku ingin mengajukan
pertanyaan lain, tapi tidak sanggup memandang Miles ketika menanyakannya.
“Sudah berapa lama sejak terakhir kali kau mencium
perempuan?”
“Delapan jam,” sahut Miles tanpa ragu. Aku menaikkan tatapan
padanya, dan dia tersenyum lebar, karena dia tahu bukan itu maksud
pertanyaanku. “Sama,” sahut Miles pelan. “Enam tahun.”
Entah apa yang terjadi padaku, tapi ada yang berubah. Ada
yang meleleh. Sesuatu yang keras, atau dingin, atau menyelubungi benteng
pertahananku sekarang berubah menjadi zat cair setelah aku sadar apa arti
ciuman kami. Aku merasa diriku zat cair, dan zat cair tidak mahir berdiri atau
berjalan pergi, jadi aku tidak ke mana-mana.
“Kau bercanda?” tanyaku, tidak percaya. Kurasa sekarang
Miles yang tersipu.
Aku bingung, aku tidak mengerti bagaimana aku bisa menangkap
kesan keliru tentang Miles, atau bagaimana yang dia katakan itu mungkin. Miles
tampan, Memiliki pekerjaan bagus. Dia jelas tahu cara berciuman, lalu mengapa
dia tidak melakukannya?
“Kalau begitu, apa masalahmu?” tanyaku. “Kau mengidap
penyakit menular seksual?” Ini karena naluri perawat dalam diriku. Aku tidak
menyaring komentarku tentang situasi yang berhubungan dengan kondisi kesehatan.
Miles tertawa. “Aku bersih seratus persen,” sahutnya. Meskipun
begitu, dia tidak menjelaskan lebih jauh.
“Enam tahun kau tidak mencium perempuan, kalau begitu kenapa
kau menciumku? Karena aku mendapat kesan kau tidak menyukaiku. Sifatmu
benar-benar sulit diterka.”
Miles tidak bertanya mengapa aku berkata memiliki kesan dia
tidak suka padaku. Menurutku, jika di mataku sikap Miles kentara berbeda ketika
berada di dekatku, dia melakukan itu dengan sengaja.
“Aku bukan tidak menyukaimu, Tate.” Miles mengembuskan napas
sambil menyusurkan jemari ke rambut, lalu mencengkeram tengkuk. “Aku hanya
tidak ingin suka padamu. Aku tidak ingin suka pada siapa pun. Aku tidak ingin
berkencan dengan siapa pun. Aku tidak ingin mencintai siapa pun. Aku hanya...”
Miles kembali bersedekap dan menjatuhkan tatapan ke lantai.
“Kau hanya apa?” tanyaku, mendesak Miles menyelesaikan
kalimatnya. Dia perlahan-lahan menaikkan tatapan padaku, dan aku terpaksa
mengerahkan segenap kekuatan untuk tetap duduk di konter ketika melihat cara
Miles melihatku saat ini—seolah aku makan malam Thanksgiving.
“Aku tertarik padamu, Tate,” kata Miles dengan suara rendah.
“Aku menginginkanmu, tapi aku menginginkanmu tanpa hal-hal lain menyertai.”
Semua pikiranku hilang tidak bersisa. Otakku = zat cair,
Hatiku = mentega.
Tetapi aku masih bisa mengembuskan napas, jadi aku
mengembuskan napas, aku menunggu hingga aku bisa berpikir lagi. Setelah itu aku
berpikir banyak sekali.
Miles baru mengakui dia ingin berhubungan s3ks denganku; dia
hanya tak ingin hubungan itu berkembang ke hal-hal lain. Aku tidak tahu mengapa
pemberitahuan ini membuatku tersanjung. Seharusnya itu membuatku ingin meninju
Miles, tapi mengetahui Miles memilih menciumku setelah enam tahun
berturut-turut tidak mencium satu perempuan pun menjadikan pengakuannya
membuatku merasa seperti baru memenangi Pulitzer.
Kami lagi-lagi hanya bertatapan, dan Miles kelihatan sedikit
gugup. Aku yakin dalam hati Miles bertanya apakah dia baru membuatku marah. Aku
tak ingin Miles berpikir seperti itu karena, jujur saja, aku ingin berteriak
“Aku menang!” sekuat tenaga. Aku tidak tahu harus berkata apa. Kami menjalin
percakapan paling ganjil dan kikuk sejak aku bertemu Miles; percakapan kali ini
jelas yang paling ganjil dan paling kikuk.
“Obrolan kita sungguh aneh,” kataku.
Miles tertawa lega. “Ya.”
Kata “ya” terdengar jauh lebih indah ketika terucap dari
bibir Miles, menyusup di dalam suara itu. Miles mungkin bisa membuat kata apa
pun terdengar indah. Aku mencoba memikirkan kata yang kubenci. Aku agak benci
kata ox. Kata itu jelek. Terlalu singkat dan seperti suara terjepit. Aku
penasaran apakah suara Miles bisa membuatku menyukai kata itu.
“Coba bilang ox.”
Miles menaikkan alis, seolah bertanya apakah dia tidak salah
dengar. Dia pasti berpikir aku aneh, tapi aku tidak peduli.
“Katakan saja,” aku menyuruh.
“Ox,” kata Miles, dengan sedikit ragu.
Aku tersenyum. Aku menyukai kata ox. Ox adalah kata
favoritku yang baru.
“Kau aneh,” kata Miles dengan nada geli.
Aku membuka kakiku yang kusilangkan. Miles melihatnya. “Nah,
Miles,” kataku. “Coba kunilai apakah aku memahami ini dengan benar. Kau tidak
berhubungan s3ks selama enam tahun, kau tidak punya kekasih selama enam tahun,
kau terakhir kali mencium perempuan delapan jam lalu. Kau jelas tidak suka
hubungan percintaan Atau rasa cinta. Tapi kau laki-laki. Dan laki-laki memiliki
kebutuhan.”
Miles mengamatiku, masih kelihatan geli. “Teruskan,”
katanya, sambil menyunggingkan seringai seksi yang tidak diniatkan. “Kau tidak
ingin tertarik padaku, tapi itu terjadi. Kau ingin.……………(Bersambung)
Penutup
Bagaimana? apakah sobat NOVELOVE tertarik dengan kelanjutan ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab selanjut nya yaitu Bab 9.5 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta
Posting Komentar untuk "Bab 9.4 Novel Romantis Wajah Buruk Cinta "